BAB II
PEMBAHASAN
A. Ciri-ciri Masa Remaja
Masa remaja terbagi menjadi dua yaitu masa remaja awal (13-17 tahun) dan masa remaja akhir (17-21 tahun).
1. Ciri-ciri masa remaja awal adalah :
a. Status tidak menentu,
b. Bertambah ketegangan emosional,
c. Tidak stabil keadaannya,
d. Mempunyai banyak masalah,
e. Masa yang kritis.[1]
2. Ciri-ciri masa remaja akhir adalah :
a. Kestabilan bertambah,
b. Lebih matang dalam cara menghadapi masalah,
c. Campur tangan dari orang dewasa berkurang,
d. Ketegangan emosional bertambah,
e. Realistis bertambah,
f. Lebih banyak perhatian terhadap lambang-lambang kematangan.[2]
Adapun ciri-ciri remaja yang lain adalah masa remaja sebagai periode
peralihan, sebagai periode perubahan, sebagai masa mencari identitas,
masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, sebagai masa yang realistis, sebagai ambang masa depan.[3]
Adapun ciri yang utama bahwa seseorang itu memasuki masa remaja adalah
terjadinya menstruasi pertama bagi wanita dan mimpi jimak pertama
kalinya bagi laki-laki.[4]
B. Masalah / Problema Remaja
Problema remaja adalah masalah-masalah yang dihadapi oleh para
remaja sehubungan dengan adanya kebutuhan-kebutuhan mereka dalam rangka
penyesuaian diri terhadap lingkungannya.[5]
Adapun masalah pada remaja diantaranya:
1. Masalah
yang menyangkut jasmani. Pada permulaan remaja, terjadi pertumbuhan
jasmani yang cepat. Perkembangan kelenjar atau hormonnya dan organ seks
juga cepat, begitu juga suaranya akan berubah lebih keras. Perubahan
badan luar dan dalam yang terjadi dengan cepat itu bila tidak dipahami
oleh remaja, maka akan menimbulkan keresahan dan ketakutan pada dirinya.
Ia akan berprasangka jangan-jangan ia akan tumbuh menjadi tidak tampan
atau tidak cantik dan berkelainan. Hal ini akan menimbulkan kecemasan
yang akan menggoncangkan jiwanya.
2. Masalah
hubungan dengan orang tua. Yang sering menimbulkan kekecewaan remaja
terhadap orang tuanya adalah kurangnya pengertian orang tua terhadap
perubahan yang sedang dilaluinya. Orang tua masih memperlakukannya
seperti anak-anak.[6]
3. Masalah
agama. Perasaan yang bermacam-macam yang berkecamuk dalam diri remaja
menyebabkan semakin tidak tenang, gelisah, cemas, marah, kepercayaan
kepada Tuhan kadang-kadang terganggu, sifat-sifat Tuhan diragukannya
tetapi ia memerlukan-Nya menyebabkan kadang ia sangat rajin beribadah,
kadang mogok dan lalai.[7]
4. Masalah
hari depan. Remaja sering mengeluh tentang masa depannya mengenai
bekerja dimana dan profesi apa yang cocok baginya nanti. Semua itu
terasa suram. Remaja sering berkhayal hari depan yang gemilang, hidup
enak, bahagia. Tetapi di lain pihak ia tidak melihat jalan untuk menuju
kepada arah itu, karena lingkungan masyarakat tidak memberikan kepastian
kepadanya (termasuk sekolahnya).
5. Masalah
sosial. Remaja ingin diterima oleh kawan-kawannya dan merasa sedih bila
dikucilkan. Karena itu ia meniru tingkah laku, pakaian, sikap dan
tindakan temannya. Dia dihadapkan pada pilihan mematuhi orang tua atau
hanyut dalam pergaulan yang menyenangkan. Ini masalah yang paling berat.[8]
6. Masalah
akhlak. Ketidakpuasan terhadap kehidupan yang dilalui menyebabkan
kenakalan remaja, perkelahian, penyalahgunaan narkotika, tidak semangat
belajar dan melanggar aturan orang tua.[9]
C. Bimbingan dan pembinaan pada Remaja
Adapun bimbingan dan pembinaan yang perlu diberikan pada remaja diantaranya:
1. Melaksanakan
pendidikan agama dan pembinaan akhlak. Agama yang tertanam akan
mengendalikan keinginan yang kurang baik. Pembinaan akhlak mewujudkan
manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT dan cerdas serta bertanggung
jawab.[10]
2. Meningkatkan
pengertian remaja akan dirinya. Hendaknya remaja dan orang tua memahami
perubahan jasmani remaja, sehingga remaja tidak cemas dan yang disangka
kelainan itu bisa diterima sebagai hal yang wajar atas kehendak Tuhan.
Selain itu orang tua harus memperhatikan gizi bagi anaknya.
3. Menciptakan
hubungan baik dengan orang tua. Apabila remaja merasakan kehangatan,
kasih sayang dan ketentraman ibu bapak terhadap dirinya, maka jiwanya
akan tentram. Remaja juga dapat terbuka kepada orang tuanya.[11]
4. Bimbingan
ke arah hari depan yang baik. Pendidikan dan orang tua sangat
berpengaruh karena pendidikan hendaknya mendorong remaja untuk dapat
hidup dan mencari kehidupan dengan kekuatan sendiri. Orang tua pun harus
membimbing.
5. Bimbingan
hidup bermasyarakat. Remaja merasa berguna dalam masyarakat maka harus
dibantu mengembangkan segi keistimewaannya. Remaja hendaknya ikut aktif
dalam kegiatan sosial sesuai kemampuannya.[12]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan konseling pada remaja dapat kami simpulkan sebagai berikut :
1. Ciri-ciri
masa remaja awal adalah : status tidak menentu, bertambah ketegangan
emosional, tidak stabil keadaannya, mempunyai banyak masalah, masa yang
kritis. Ciri-ciri masa remaja akhir adalah : kestabilan bertambah, lebih
matang dalam cara menghadapi masalah, campur tangan dari orang dewasa
berkurang, ketegangan emosional bertambah, realistis bertambah, lebih
banyak perhatian terhadap lambang-lambang kematangan. Dan ciri yang
utama bahwa seseorang itu memasuki masa remaja adalah terjadinya
menstruasi pertama bagi wanita dan mimpi jimak pertama kalinya bagi
laki-laki.
2. Masalah/ problema remaja adalah
masalah yang menyangkut jasmani, masalah hubungan dengan orang tua,
masalah agama, masalah hari depan, masalah sosial, masalah akhlak.
3.Bimbingan dan pembinaan pada remaja
diantaranya: melaksanakan pendidikan agama dan pembinaan akhlak,
meningkatkan pengertian remaja akan dirinya, menciptakan hubungan baik
dengan orang tua, bimbingan ke arah hari depan yang baik, bimbingan
hidup bermasyarakat.
B. Saran
Hendaknya konseling pada
remaja diperkenalkan dan dipraktekkan sedini mungkin oleh orang tua atau
masyarakat kepada remaja agar lebih mudah mengatasi segala permasalahan
yang dihadapi remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, Elizabeth B. . Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Kehidupan. Jakarta: : Erlangga, 1980.
Mubin dan Cahyadi, Ani. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Ciputat Press Group, 2006.
Panuju, Panut, dan Umami, Ida. Psikologi Remaja. Yogyakarta: PT Tiana Wacana Yoga, 2005.
Rahmah, Elfi Yuliani. Psikologi Perkembangan. Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2005.
http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/08/konseling-pada-remaja.html
http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/08/konseling-pada-remaja.html
[1] Elfi Yuliani Rahmah, Psikologi Perkembangan (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2005), 183-189.
[2] Ibid., 189-191.
[3] Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan , Suatu Pendekatan Sepanjang Kehidupan (Jakarta: : Erlangga, 1980), 207-209.
[4] Mubin dan Ani Cahyadi, Psikologi Perkembangan (Jakarta: PT Ciputat Press Group, 2006), 104.
[5] Panut Panuju dan Ida Umami, Psikologi Remaja (Yogyakarta: PT Tiana Wacana Yoga, 2005), 145-146.
[6] Ibid., 146-148.
[7] Ibid., 149.
[8] Ibid., 151-153.
[9] Ibid., 154.
[10] Ibid., 155-156.
[11] Ibid., 157-160.
[12] Ibid., 163.
0 komentar:
Posting Komentar