BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pada ibu hamil banyak terjadi
perubahan,baik fisik maupun psikologis. Perubahan psikologis selama persalinan
perlu diketahui oleh penolong persalinan dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pendamping atau penolong persalinan. Berdasarkan hasil penelitian, pemebrian
dukungan fisik, emosional dan psikologis selama persalinan akan dapat membantu
mempercepat proses persalinan dan membantu ibu memperoleh kepuasan dalam
melalui proses persalinan normal. Walaupun 85% persalinan berjalan normal,
namun 15 %-nya dijumpai komplikasi yang memerlukan penanganan khusus. Antenatal
care yang baik dapat mencegah komplikasi. Masalah dinegara berkembang adalah
tentang fasilitas rumah sakit, ketengan, sosio-budaya dan sosio-medis masih
memegang peranan dibandingkan dengan Negara-negara maju.
Metode mengurangi rasa nyeri yang
dilakukan secara terus menerus dalam bentuk dukungan harus dipilih yang
bersifat sederhana, biaya rendah, resiko renedah, membantu kemajuan persalinan,
hasil kelahiran bertambah baik dan bersifat sayang ibu.
Dimulainya proses persalinan yang
ditandai dengan adanya kontraksi yang teratur, adekuat dan menyebabkan
perubahan pada serviks hingga mencapai pembukaan lengkap.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Mengetahui
Pengertian Kala II Persalinan.
2.
Mengetahui Kontraksi
Dan Dorongan Otot-Otot Rahim.
3.
Mengetahui Pergeseran
Organ Dasar Panggul.
4.
Mengetahui Ekspulasi Janin
BAB II
PEMBAHASAN
PERUBAHAN FISIOLOGI PADA KALA II
PERSALINAN
2.1. Pengertian
Kala II Persalinan
Yang
dimaksud dengan kala II persalinan adalah proses pengeluaran buah kehamilan
sebagai hasil pengenalan proses dan penatalaksanaan kala pembukaan, batasan
kala II di mulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap ( 10 cm ) dan berakhir
dengan kelahiran bayi, kala II juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi
(Depkes RI 2001).
Kala II persalinan adalah kala pengeluaran, dimulai
saat serviks telah membuka lengkap dan berlanjut hingga bayi lahir. Mendurasi
kala II pada persalinan spontan tanpa komplikasi adalah sekitar 40 menit pada
primi – gravida dan 15 menit pada multipara. Bayi yang gagal lahir dalam batas
waktu ini tidak harus mengindikasikan persalinan operatif, tetapi tentunya
memerlukan penilaian ulang situasi dalam hal posisi atau ukuran bayi dalam
hubungannya dengan panggul. Pada wanita dengan blok epidural yang
efektif, kepala bayi sering kali tampak terletak rendah di dalam panggul, pada
perineum, tetapi tidak dapat maju lebih lanjut karena keinginan ibu untuk
mendorong telah melemah. Kontraksi selama kala dua adalah sering, kuat dan
sedikit lebih lama yaitu kira-kira 2 menit yang berlangsung 60-90 detik dengan
interaksi tinggi.
Tanda dan gejala kala II persalinan :
1) Ibu ingin
meneran bersamaan dengan kontraksi
2) Ibu merasakan
peningkatan tekanan pd rektrum/vaginal
3) Perineum
terlihat menonjol
4) Vulva vagina
dan sfinger membuka
5) Peningkatan
pengeluaran lendir & darah
2.2. Kontraksi
Dan Dorongan Otot-Otot Rahim
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan.
Kontraksi (his) pada kala II Persalinan disebut juga dengan “ His Pengeluaran”.
Tanda-tanda
kontraksi (his) yang terjadi pada kala II Persalinan adalah :
· Meningkat sangat kuat dari kala I
(2-3 menit sekali, lamanya 60-70 detik)
· Teratur, simetris, terkoordinasi
· His/ kontraksi untuk mengeluarkan
janin
Pada his persalinan, walaupun his itu suatu kontraksi
dari otot rahim yang fisiologis akan tetapi bertentangan dengan kontraksi
fisiologis lainnya, bersifat nyeri. Nyeri ini mungkin disebabkan oleh anoxia
dari sel-sel otot-otot waktu kontraksi, tekanan pada ganglia dalam cervik dan
segmen bawah oleh serabut-serabut otot-otot yang berkontraksi, regangan dari
servik karena kontraksi atau regangan dan tarikan pada peritonium waktu
kontraksi. Kontraksi rahim bersifat otonom, tidak dipengaruhi oleh kemauan, dan
dari luar misalnya rangsangan oleh jari-jari tangan dapat menimbulkan
kontraksi.
Kontraksi uterus karena otot-otot rahim bekerja dengan
baik dan sempurna dengan sifat-sifat:
1) Kontraksi
simetris
2) Fundus
dominan, kemudian diikuti
3) Relaksasi
Pada waktu kontraksi, otot-otot rahim menguncup
sehingga menjadi tebal dan menjadi lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih
kecil serta mendorong janin dan kantong ke arah segmen bawah rahim dan servik.
Sifat-sifat
lain dari his adalah :
1)
Involuntir
(tidak dapat di kendalikan)
2)
Intermitten
/berkala
3)
Terasa sakit
4)
Terkoordinasi/
teratur dan simetris
5)
Kadang-kadang
dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis
Pace maker
adalah pusat koordinasi his yang berada pada uterus di sudut tuba di mana
gelombang his berasal
Kontraksi uterus pada persalinan mempunyai sifat tersendiri. Kontraksi menimbulkan nyeri, merupakan
satu-satunya kontraksi normal muskulus. Kontraksi ini dikendalikan oleh syaraf
intrinsik, tidak disadari, tidak dapat diatur oleh ibu bersalin, baik frekuensi
maupun lama kontraksi (Sumarah, 2008).
Sifat khas
dari terjadinya kontraksi Rasa sakit
dari fundus merata ke seluruh uterus sampai berlanjut ke punggung bawah.
Penyebab rasa nyeri belum diketahui secara
pasti. Beberapa dugaan penyebab antara lain :
1.
Pada saat kontraksi terjadi kekurangan O2 pada
miometrium.
2.
Penekanan
ganglion syarat di serviks dan uterus bagian bawah.
3.
Peregangan serviks akibat dari pelebaran
serviks.
4.
Peregangan peritoneum sebagai organ yang
menyelimuti uterus.
Pada waktu selang
kontraksi/periode relaksasi diantara kontraksi memberikan dampak berfungsinya
sistem-sistem dalam tubuh, yaitu :
1.
Memberikan kesempatan pada jaringan otot-otot
uterine untuk beristirahat agar tidak menurunkan fungsinya oleh karena kontraksi
yang kuat secara terus menerus.
2.
Memberikan kesempatan kepada ibu untuk
istirahat, karena rasa sakit selama kontraksi.
3.
Menjaga kesehatan janin karena pada saat
kontraksi uterus mengakibatkan konstriksi pembuluh darah plasenta sehingga bila
secara terus menerus berkontraksi, maka akan menyebabkan hipoksia, anoksia, dan
kematian janin.
Pada pemeriksaan kontraksi
uterus tidak hanya meliputi : frekuensi, durasi/lama dan intensitas/kuat-lemah,
tetapi perlu diperhatikan juga pengaruh dari ketiga hal tersebut mulai dari
kontraksi yang belum teratur hingga akhir persalinan. Misalnya pada awal persalinan, kontraksi uterus setiap 20-30 menit selama 20-25 detik, intensitas ringan
lama-kelamaan menjadi 2-3 menit, lama 60-90 detik, maka hal ini akan
menghasilkan pengeluaran janin. Bila ibu bersalin mulai berkontraksi selama 5
menit selama 50-60 detik dengan intensitas cukup kuat maka dapat terjadi
kontraksi tidak dapat teratur, frekuensi lebih sering, durasi lebih lama.
Terkadang dapat terjadi disfungsi uterin, yaitu kemajuan proses persalinan yang meliputi dilatasi servik/pelebaran serviks, mekanisme penurunan
kepala memakan waktu yang lama, tidak sesuai dengan harapan.
Kontraksi uterus bervariasi
pada setiap bagian karena mempunyai pola gradien. Kontraksi yang kuat mulai
dari fundus hingga berangsur-angsur berkurang dan tidak ada sama sekali
kontraksi pada serviks. Hal ini memberikan efek pada uterus sehingga uterus terbagi
menjadi dua zona yaitu zona atas dan zona bawah uterus. Zona atas merupakan
zona yang berfungsi mengeluarkan janin karena merupakan zona yang berkontraksi
dan menebal, dan sifatnya aktif. Zona ini terbentuk akibat mekanisme kontraksi
otot. Pada saat relaksasi panjang otot tidak bisa kembali ke ukuran semula,
ukuran panjang otot selama masa relaksasi semakin memendek, dan setiap terjadi
relaksasi ukuran panjang otot semakin memendek dan demikian seterusnya setiap
kali terjadi relaksasi sehingga zona atas semakin menebal dan mencapai batas
tertentu pada saat zona bawah semakin tipis dan luas.
Sedangkan zona bawah terdiri
dari istmus dan serviks uteri. Pada saat persalinan istmus uteri disebut sebagai segmen bawah rahim. Zona ini sifatnya pasif
tidak berkontraksi seperti zona atas. Zona bawah menjadi tipis dan membuka
akibat dari sifat pasif dan berpengaruh dari kontraksi pada zona atas sehingga
janin dapat melewatinya. Jika zona bawah ikut berkontraksi seperti zona atas
maka tidak dapat terjadi dilatasi/pembukaan servik, hal ini dapat mempersulit
proses persalinan.
2.3. Uterus
Uterus terbentuk dari
pertemuan duktus Muller kanan dan kiri digaris tengah sehingga otot rahim
terbentuk dari dua spiral yang saling beranyaman dan membentuk sudut disebelah
kanan dan kiri sehingga pembuluh darah dapat tertutup dengan kuat saat terjadi kontraksi (Myles, 2009).
Terjadi perbedaan pada bagian uterus :
1. Segmen atas
: bagian yang berkontraksi, bila dilakukan
palpasi akan teraba keras saat kontraksi.
2. Segmen bawah
: terdiri atas uterus dan serviks, merupakan daerah yang teregang, bersifat pasif. Hal ini mengakibatkan
pemendekan segmen bawah uterus.
3. Batas antara segmen atas dan segmen bawah uterus membentuk lingkaran cincin
retraksi fisiologis. Pada keadaan kontraksi uterus inkoordinasi akan membentuk
cincin retraksi patologis yang dinamakan cincin bandl.
Perubahan bentuk :
Bentuk uterus menjadi oval yang disebabkan adanya pergerakan tubuh janin yang
semula membungkuk menjadi tegap, sehingga uterus bertambah panjang 5-10 cm.
2.4. Pergeseran Organ Dasar Panggul
Keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim pada
persalinan.
Sejak kehamilan lanjut uterus dengan jelas terdiri
dari dua bagian, ialah segmen atas rahim yang dibentuk oleh corpus uteri dan
segmen bawah rahim yang terjadi dari isthmus uteri. Dalam persalinan perbedaan
antara segmen atas rahim dan segmen bawah rahim lebih jelas lagi. Segmen atas
memegang peranan yang aktif karena berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal
dengan majunya persalinan. Segmen bawah rahim memegang peranan pasif dan makin
tipis dengan majunya persalinan karena diregang.
Jadi secara singkat segmen atas berkontraksi, menjadi
tebal dan mendorong anak keluar, sedangkan segmen bawah dan servik mengadakan
relaksasi dan dilatasi dan menjadi saluran yang tipis dan teregang yang akan
dilalui bayi.
Kontraksi otot rahim mempunyai sifat yang khas :
1)
Setelah
kontraksi maka otot tersebut tidak berelaksasi kembali ke keadaan sebelum
kontraksi tapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun tonusnya sebelum kontrksi.
Kejadian ini disebut ”Retraksi”. Dengan retraksi ini maka rongga rahim mengecil
dan anak bengangsur didorong ke bawah dan tidak banyak naik lagi ke atas
seteleh his hilang.
Akibat
retraksi ini segmen atas makin tebal dengan majunya persalinan apalagi setelah
bayi lahir.
2) Kontraksi tidak sama
kuatnya, tetapi paling kuat di daerah fundus uteri dan berangsur berkurang ke
bawah dan paling lemah pada segmen bawah rahim.
Perubahan dalam dasar panggul ini adalah
perubahan letak kandung kemih, perubahan pada rektum, dan perubahan pada
perineum. Bila anak sudah berada di dasar panggul, kandung kemih naik ke rongga
perut agar tidak mendapatkan tekanan dari kepala anak. Inilah pentingnya
kandung kemih kosong pada masa persalinan sebab bila kandung kemih penuh,
dengan tekanan sedikit saja kepala anak, kandung kemih mudah pecah. Kosongnya
kandung kemih dari dasar panggul ini juga untuk memperluas jalan kelahiran,
yaitu vagina dapat meregang dengan bebas sehingga diameter vagina sesuai dengan
ukuran kepala anak yang akan lewat dengan bantuan tenaga mengedan akan mudah
lahir. Dengan meregangnya vagina pada batas maksimal akan merobekkan selaput
lendir yang ada di vagina sehingga akan menimbulkan sedikit perdarahan.
Dengan adanya kepala anak di dasar panggul, maka dasar
panggul bagian belakang akan terdorong ke bawah sehingga rektum akan tertekan
oleh kepala anak. Bila masih ada isi dalam rektum ini, isi itu akan dikeluarkan
terutama pada waktu ibu akan mengedan. Dengan adanya tekanan dan tarikan pada
rektum ini, maka anus akan terbuka, pembukaan sampai diameter sampai 2,5 cm hingga
bagian dinding depannya dapat kelihatan dari luar.
Dengan tekanan kepala anak dalam dasar panggul pada
perineum, maka perineum menjadi tipis dan mengembang sehingga ukurannya menjadi
lebih panjang. Hal ini diperlukan untuk menambah panjangnya saluran jalan lahir
bagian belakang. Dengan mengembangnya perineum maka orifisium vagina terbuka
dan tertarik ke atas. Dengan demikian dapat di lalui anak.
2.5. Ekspulsi janin
Setelah terjadinya rotasi
luar, bahu depan berfungsi sebagai hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang.
Kemudian setelah kedua bahu lahir disusui lahirlah trochanter depan dan
belakang sampai lahir janin seluruhnya. Gerakan kelahiran bahu depan, bahu
belakang, badan seluruhnya
BAB III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Dengan kala II persalinan adalah proses pengeluaran
buah kehamilan sebagai hasil pengenalan proses dan penatalaksanaan kala
pembukaan, batasan kala II di mulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap ( 10
cm ) dan berakhir dengan kelahiran bayi, kala II juga disebut sebagai kala
pengeluaran bayi (Depkes RI 2001).
Terjadi beberapa perubahan-perubahan fisiologis dan
termasuk juga perubahan karena kontraksi dan perubahan otot-otot dinding rahim
serta perubahan pergeseran organ dasar panggul selama terjadi kala II
persalinan.
Contohnya pada Bentuk
uterus menjadi oval yang disebabkan adanya pergerakan tubuh janin yang semula
membungkuk menjadi tegap, sehingga uterus bertambah panjang 5-10 cm.
3.2 SARAN
Kami menyadari
bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan
demi kesempurnaan penulisan makalah yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
DIII Kebidanan ASUHAN KEBIDANAN II PERSALINAN : http://kebidananella.blogspot.com/2012/01/asuhan-kebidanan-2-persalinan.html
MEMBERIKAN ASUHAN PADA IBU BERSALIN KALA II : http://fufiefuzah.blogspot.com/2011/05/memberikan-asuhan-pada-ibu-bersalin.html
bons casino no deposit bonus codes 2021
BalasHapusbons casino bonus codes 2021. Get 20 Free Spins + ボンズ カジノ 200 FS at bons casino no deposit bonus codes 2021. The 메리트카지노 most common promo code for bk8 bons casino