KOMUNIKASI DAN KONSELING DALAM PRAKTIK KEBIDANAN


BAB I
KOMUNIKASI

A. PENDAHULUAN
     Manusia pada hakekatnya adalah mahkluk sosial, yang dalam kehidupan sehari- hari tidak bisa lepas dari kegiatan interaksi dan komunikasi. Komunikasi merupakan bagian integral kehidupan manusia, apapun statusnya di masyarakat. Sebagai mahkluk sosial, kegiatan sehari- hari selalu berhubungan dengan orang lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup.

B. PENYAJIAN
    
1.      Pengertian Komunikasi
Pengertian komunikasi menurut beberapa ahli :
a.       Taylor ( 1993 ) mengemukakan komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan dan meneruskan makna atau arti, berarti dalam komunikasi terjadi penambahan pengertian antara pemberi informasi dengan penerima informasi sehingga mendapatkan pengetahuan.
b.      Burgess ( 1988 ) mengemukakan komunikasi adalah proses penyampaian informasi, makna, dan pemahaman dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Hal ini berarti penerusan informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan dalam komunikasi.
c.       Yuwono ( 1985 ) mengemukakan komunikasi adalah kegiatan mengajukan pengertian yang diinginkan dari pengirim informasi kepada penerima informasi dan menimbulkan tingkah laku yang diinginkan penerima informasi.
d.      Kesimpulan dari pengertian di atas adalah komunikasi merupakan seni penyampaian informasi ( pesan, ide, sikap, atau gagasan ) dari komunikator atau penyampaian berita, untuk mengubah serta membentuk perilaku komunikan atau penerima berita ( pola, sikap, pandangan, dan pemahamannya ), ke pola dan pemahaman yang dikhendaki bersama.
e.       Sarah Trenholm dan Arthur Jensen ( 1996:4 ) komunikasi adalah suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran).
f.       Hoveland ( 1948:371 ) komunikasi adalah proses dimana individu mentransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain )
g.      Gode ( 1969:5 ) komunikasi adalah suatu proses yang membuat kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula monopoli oleh satu atau beberapa orang.
h.      Raymond s. Ross ( 1983:8 ) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol- simbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh sang komunikator.
i.        Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid ( 1981 : 18 ) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.
j.        Bernard Berelsin dan Gary A. Steiner ( 1964 :527 ) komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya, dengan menggunakan simbol- simbol, dan sebagainya.
k.      Shannon dan Weaver ( 1949 ) komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak disengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.
Dari banyak pengertian komunikasi tersebut diatas maka kesimpulan dari pengertian komunikasi adalah suatu proses interaksi manusia dengan berbagai bentuk/cara untuk menyampaikan informasi atau untuk tujuan tertentu.
2.      Unsur- Unsur
Unsur – unsur komunikasi :
a.      Pihak yang mengawali komunikasi/ sumber /komunikator
Pihak yang mengawali komunikasi untuk mengirim pesan disebut sender dan ia menjadi sumber pesan ( source ). Pengirim yang dimaksud disini adalah orang yang masuk ke dalam hubungan, baik interpersonal dengan diri sendiri, interpersonal dengan orang lain dalam kelompok kecil atau dalam kelompok besar.
b.      Pesan yang dikomunikasikan / massage/ content/ information
Pesan yang dimaksud adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Agar dapat diterima dengan baik pesan hendaknya dirumuskan dalam bentuk yang tepat, disesuaikan, dipertimbangkan berdasarkan keadaan penerima, hubungan pengirim dan penerima, dan situasi waktu komunikasi dilakukan.

c.       Media atau saluran yang digunakan untuk komunikasi dan gangguan – gangguan yang terjadi pada waktu komunikasi dilakukan.
Media merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima pesan. Setelah dikemas pesan dapat disampaikan melalui saluran ( chanel ) atau media. Media dapat berupa lisan ( oral ), tertulis atau elektronik.
1)      Media lisan
Dapat dilakukan dengan menyampaikan sendiri pesan secara lisan ( oral ), baik melalui telepon atau saluran yang lainnya kepada perorangan, kelompok kecil, kelompok besar, atau masa. Keuntungan dari penyampaian pesan secara lisan ini adalah si penerima pesan mendengar secara langsung tanggapan atau pertanyaan, memungkinkan disertai nada atau warna suara, gerak- gerik tubuh atau raut wajah, dan dapat dilakukan dengan cepat.
2)      Media tertulis
Pesan disampaikan secara tertulis melalui surat, memo, hand- out, gambar dll.keuntungannya adalah ada catatannya sehingga data dan informasi tetap utuh tidak dapat berkurang atau tambah seperti informasi lisan, memberi waktu untuk dipelajari isinya, cara penyusunannya dan rumusan kata- katanya.
3)      Media elektronik
Disampaikan melalui faksimili, email, radio, televisi. Keuntungannya adalah prosesnya cepat, data bisa disimpan. Penggunaan media dalam penyampaian pesan tentunya dapat mengalami gangguan atau masalah sehingga dapat menghambat komunikasi. Gangguan itu dapat berupa hal- hal yang dapat menggangu panca indera seperti suara terlalu keras atau lemah, udara panas, faktor pribadi seperti prasangka, persaan tidak cakap dll.
d.      Lingkungan/ situasi ketika komunikasi dilakukan
Lingkungan atau situasi ( tenpat, waktu, cuaca, iklim keadaan alam dan psikologis) ialah faktor- faktor yang dapat mempengaruhi proses komunikasi. Karena itu pada waktu berkomunikasi dengan orang lain kita perlu memperhatikan situasi. Faktor ini dapat diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis dan dimensi waktu.
Lingkungan fisik yang dimaksud contohnya adalah keadaan geografi, ini dapat menyebabkan kesulitan dalam komunikasi, hal ini bisa disebabkan karena jarak yang jauh, dimana tidak terdapat fasilitas komunikasi seperti telepon, faksimili, kantor pos dll. Faktor sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi dan politik bisa menjadi hambatan untuk komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, orang yang punya bahasa berbeda dan tidak saling memahami bahasa yang digunakan maka dapat menimbulkan macetnya suatu komunikasi.
e.       Pihak yang menerima pesan
Penerima pesan adalah pihak yang menerima pesan atau menjadi sasaran pesna yang dikirim oleh sumber. Penerima biasa disebut juga dengan khalayak, sasaran, komunikan, atau audi- ence/receiver. Penerima pesan adalah elemen penting karena menjadi sasaran dalam komunikasi. Apabila pesan tidak diterima dengan baik oleh penerima pesan maka dapat mengakibatkan berbagai masalah yang seringkali menuntut perubahan, entah pada sumber pesan atau saluran. Penerima pesan ini bisa perorangan, atau suatu kelompok, organisasi atau negara.
f.       Umpan balik ( Feedback )
Umpan balik merupakan tanggapan penerima terhadap pesan yang diterima dari pengirim. Tetapi ada juga yang beranggapan bahwa umpan balik terjadi sebagai akibat pengaruh yang berasal dari penerima. Umpan balik ini dapat berupa umpan balik positif atau negatif. Umpan balik positif bila tanggapan penerima menunjukkan kesediaan menerima atau mengerti pesan dengan baik, serta memberi tanggapan sesuai yang diinginkan pengirim. Umpan balik positif ini bisa membuat komunikasi tetap berlanjut, urusan balik positif ini bisa membuat komunikasi tetap berlanjut, urusan selesai dan hubungan tetap baik atau bertambah baik.
      Umpan balik negatif adalah umpan balik yang menunjukkan penerima pesan tidak dapat menerima dengan baik pesan yang diterimanya. Umpan balik negatif dapat benar atau salah. Benar jika cara penyampaiannya dilakukan dengan benar, serta penafsiran pesan juga benar. Salah jika isi dan cara penyampaian pesan dilakukan secara benar tetapi penafsiran penerima yang salah.
3.      Komponen Komunikasi
Komponen dari proses komunikasi meliputi pengirim pesan ( sender ), penerima pesan ( receiver ), pesan ( massage ), serta variable pesan ( massage variables ) yang meliputi komunikasi verbal dan nonverbal, bunyi ( noise ), keterampilan komunikasi ( communication skill ), penempatan ( setting ), media, umpan balik   ( feed back ), dan lingkungan ( environment ).
a.      Pesan
Adalah informasi yang dikirim oleh pengirim pesan dan diterima oleh penerima pesan. Pesan yang efektif adalah pesan yang jelas dan teroganisasi serta diekspresikan oleh pengirim pesan.
b.      Pengirim pesan
Adalah encorder, yaitu seseorang yang mempunyai inisiatif untuk menyampaikan pesan kepada orang lain di mana pesan tersebut disampaikan secara verbal maupun nonverbal. Pengirim pesan akan menyampaikan stimulus berupa ide ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh orang lain atau penerima pesan secara tepat.
c.       Variabel Pesan
Meliputi komunikasi verbal dan nonverbal, bunyi, keterampilan komunikasi, penempatan, media, umpan balik dan lingkungan.
1)      Komunikasi verbal. Bahasa merupakan ekspresi ide atau perasaan. Kata- kata merupakan alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, mengembangkan dan membangkitkan respons emosional, atau menguraikan objek, observasi, dan ingatan.
2)      Komunikasi nonverbal. Merupakan penyampaian pesan tanpa menggunakan kata- kata. Perilaku nonverbal yang umum adalah menangis, tertawa, berteriak atau menjerit, dan mengerang. Bentuk lain dari komunikasi ini meliputi ekspresi wajah, suara atau bunyi, isyarat, sikap tubuh, dan cara berjalan.
3)      Suara atau bunyi. Bunyi mengacu pada sistem komunikasi untuk menghindari penyampaian pesan yang tidak akurat.
4)      Keterampilan komunikasi. Meliputi kemampuan pengirim dan penerima pesan untuk mengobservasi, mendengar, mengklarifikasi, dan memvalidasi arti pesan.
5)      Penempatan.  Mengacu pada tempat atau lokasi di mana komunikasi berlangsung.
6)      Media.  Merupakan channels sensory yang membawa pesan. Channels sensory meliputi pendengaran, penglihatan, peraba, perasa, dan penciuman. Sebagai contoh, bidan melalui channels sensory penglihatan, melihat air mata klien.
Saluran komunikasi itu meliputi:
a)      Pendengaran ( lambang berupa suara )
b)      Penglihatan ( lambang berupa sinar, pantulan sinar, atau gambar )
c)      Penciuman ( lambang yang berupa bau- bauan ),
d)     Rabaan ( lambang berupa rangsangan perabaan ).
7)      Umpan balik. Merupakan proses lanjutan dari pesan yang diterima. Penerima pesan akan memberikan tanggapan atau pesan kembali kepada pengirim pesan. Umpan balik ini membantu memberikan kejelasan kepada pengirim pesan bahwa pesan yang dikirim dapat diterima dengan tepat oleh penerima pesan atau sebaliknya. Respons verbal atau nonverbal dari penerima pesan memberikan umpan balik kepada pengirim pesan.
d.      Penerima pesan
Adalah decorder, yaitu seseorang yang menerima pesan. Pengiriman dan penerimaan pesan terjadi secara bersamaan dan merupakan aktivitas dari pengiriman pesan dan penerima pesan.
4.      Proses Komunikasi
a.      Perspektif psikologis
Ketika komunikator berniat akan menyampaikan pesan, dalam dirinya akan terjadi proses encoding ( proses mengemas dan membungkus pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator ), hasil encoding berupa pesan itu kemudian ditransmisikan kepada komunikan. Kemudian komunikan terlibat dalam proses komunikasi intrapesonal. Proses dalam diri komunikan ini disebut decoding          ( seolah- olah membuka kemasan atau bungkus pesan yang diterima dari komunikator ).
b.      Perspektif mekanis
Ini berlangsung saat komunikator mentransfer dengan bibir atau tangan, pesan sampai tertangkap komunikan. Ini dapat dilakukan dengan indera telinga atau indera lainnya. Proses komunikasi ini bersifat kompleks karena bergantung situasi.
5.      Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi
Proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor ( Potte; & Perry, 1993 ).
a.      Perkembangan
Agar dapat berkomunikasi efektif dengan seseorang, bidan harus mengerti pengaruh perkembangan usia, baik dari sisi bahasa maupun proses berpikir orang tersebut. Cara berkomunikasi anak usia remaja berbeda dengan anak usia balita. Kepada remaja, Anda mungkin perlu belajar bahasa “ gaul “ mereka sehingga remaja yang kita ajak bicara akan merasa kita mengerti mereka dan komunikasi diharapkan akan lancar.
b.      Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa. Persepsi ini dibentuk oleh pengharapan atau pengalaman. Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan terhambatnya komunikasi. Misalnya, kata “ beton “ akan menimbulkan perbedaan persepsi antara ahli bangunan dengan orang awam.
c.       Nilai
Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi bidan untuk menyadari nilai seseorang. Bidan perlu berusaha untuk mengetahui dan mengklarifikasi nilai sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi yang tepat dengan klien. Dalam hubungan profesional, bidan diharapkan tidak terpengaruh oleh nilai pribadi.
Perbedaan nilai tersebut dapat dicontohkan sebagai berikut, misalnya klien memandang abortus tidak sebagai perbuatan dosa, sementara bidan memandang abortus sebagai tindakan dosa. Hal ini dapat menyebabkan konflik antara bidan dengan klien.
d.      Latar Belakang Sosial Budaya
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor- faktor budaya. Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi. Seorang remaja putri yang berasal dari daerah lain ingin membeli makanan khas di suatu daerah. Pada saat membeli makanan tersebut, remaja ini tiba- tiba menjadi pucat ketakutan karena penjual menanyakan padanya berapa banyak cabai merah yang dibutuhkan untuk campuran makanan yang akan dibeli. Apa yang terjadi ? remaja tersebut merasa dimarahi oleh penjual karena cara menanyakan cabai itu seperti membentak, padahal penjual merasa tidak memarahi remaja tersebut. Hal ini dikarenakan budaya dan logat bicara penjual yang memang keras dan tegas sehingga terkesan seperti marah bagi orang dengan latar budaya yang berbeda.
e.       Emosi
Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian. Emosi seperti marah, sedih, senang akan dapat mempengaruhi bidan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bidan perlu mengkaji emosi klien dengan tepat. Selain itu, bidan juga perlu mengevaluasi emosi yang ada dirinya agar dalam melakukan asuhan kebidanan tidak terpengaruh oleh emosi bawah sadarnya.
f.       Jenis Kelamin
Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbeda. Tanned        ( 1990 ) menyebutkan bahwa wanita dan laki- laki mempunyai perbedaan gaya komunikasi. Dari usia tiga tahun, wanita bermain dengan teman baiknya atau dalam group kecil, menggunakan bahasa untuk mencari kejelasan dan meminimalkan perbedaan, serta membangun dan mendukung keintiman. Laki- laki di lain pihak, menggunakan bahasa untuk mendapatkan kemandirian aktivitas dalam grup yang lebih besar, dan jika ingin berteman, mereka melakukannya dengan bermain.
g.      Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mempengaruhi komunikasi. Seseorang yang tingkat pengetahuannya rendah akan sulit merespons pertanyaan yang mengandung bahasa verbal dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Bidan perlu mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga dapat berinteraksi dengan baik dan akhirnya dapat memberi asuhan yang tepat kepada klien.
h.      Peran dan Hubungan
Gaya dan komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antarorang yang berkomunikasi. Cara komunikasi seorang bidan dengan kolganya, dengan cara komunikasi seorang bidan pada klien akan berbeda, tergantung peran. Demikian juga antara orang tua dan anak.
i.        Lingkungan
Lingkungan interkasi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif. Suasana yang bising, tidak ada privasi yang tepat, akan menimbulkan keracunan, ketagangan, dan ketidaknyamanan. Misalnya, berdiskusi di tempat yang ramai tentu tidak nyaman. Untuk itu bidan perlu menyiapkan lingkungan yang tepat dan nyaman sebelum interaksi dengan klien.
Begitu juga dengan lingkungan fisik. Tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya, saat seseorang berkomunikasi dengan sahabatnya akan berbeda apabila berbicara dengan pimpinannya.
j.        Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komunukasi. Jarak tertentu akan memberi rasa aman dan kontrol. Misalnya, individu yang merasa terancam ketika seseorang tidak dikenal tiba- tiba berada pada jarak yang sangat dekat dengan dirinya. Hal ini juga yang dialami oleh klien pada saat pertama kali berinterkasi dengan bidan. Untuk itu, bidan perlu memperhitungkan jarak yang tepat pada saat melakukan hubungan dengan klien.
k.      Citra Diri
Manusia mempunyai gambaran tertentu mengenai dirinya, status sosial, kelebihan dan kekurangannya. Citra diri terungkap dalam komunikasi.
l.        Kondisi Fisik
Kondisi fisik mempunyai pengaruh terhadap komunikasi. Artinya, indra pembicaraan mempunyai andil terhadap kelancaran dalam berkomunikasi.  

6.      Bentuk Komunikasi
a.      Komunikasi Massa
Komunikasi massa ialah komunikasi melalui media masa modern yang meliputi surat kabar, siaran radio dan televisi. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak menggunakan media melakukan komunikasi massa ini kebih sukar dibanding komunikasi antar pribadi.
b.      Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal didefinisikan sebagai komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih secara tatap muka ( R. Wayne Pace, 1979 ). Sedangkan menurut Joseph A. Devito komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan- pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang – orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.
1)      Menurut sifatnya komunikasi interpersonal dibedakan menjadi dua yaitu:
a)      Komunikasi diadik yaitu komunikasi antara dua orang dalam situasi tatap muka. Dapat dilakukan dalam bentuk percakapan dialog dan wawancara. Dialog dilakukan bentuk percakapan dialog dan wawancara. Dialog dilakukan dalam situasi yang lebih intim, akrab, lebih personil, sedang wawancara lebih serius.
b)      Komunikasi triadik yaitu adalah komunikasi antar pribadi yang pelakunya lebih dari tiga orang yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan. Komunikasi interpersonal berlangsung secara dialogis sehingga memungkinkan interkasi dan dianggap sebagai komunikasi yang paling ampuh dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan, karena dilakukan secara tatap muka.
2)      3 perilaku dalam komunikasi interpersonal yaitu :
a)      Perilaku spontan ( spontaneus behaviour ) adalah perilaku yang dilakukan berdasar desakan emosi dan dilakukan tanpa sensor serta revisi secara kognisi.
b)     Perilaku menurut kebiasaan ( script behaviour ) adalah perilaku berdasarkan kebiasaan kita. Perilaku itu khas dilakukan pada suatu keadaan misal mengucapkan selamat pagi dll.
c)      Perilaku sadar (contrived behaviour ) adalah perilaku yang dipilih berdasarkan situasi yang ada.
3)      Kompetensi dan kecakapan komunikasi interpersonal
Agar berjalan sesuai yang diharapkan diperlukan kemampuan dan kecakapan dalam melakukan komunikasi interpersonal. Kompetensi komunikasi adalah tingkat dimana perilaku kita dalam komunikasi interpersonal sesuai dan cocok dengan situasi dan membantu kita mencapai tujuan komunikasi interpersonal yang kita lakukan dengan orang lain.
c.       Komunikasi intrapersonal/intrapribadi/intrapersonal communication
Merupakan proses komunikasi yang terjadi pada diri seseorang. Orang tersebut berperan sebagai komunikator maupun komunikan, orang berbicara sendiri, berdialog sendiri dan dijawan sendiri. Terjadinya proses komunikasi ini karena seseorang yang memberi arti terhadap suatu objek yang diamati atau tersirat dalam pikirannya. Dalam proses pengambilan keputusan biasanya dihadapkan pada jawaban ya atau tidak. Untuk menjawabnya perlu pemikiran yang bisa dilakukan dengan komunikasi intrapersonal atau dengan diri sendiri.
d.      Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok atau group communication adalah komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang jumlahnya lebih dari dua orang. Sekelompok orang yang menjadi komunikan bisa sedikit atau banyak. Jika komunikan dalam kelompok kecil maka disebut komunikasi kelompok kecil ( small group communication ), dan jika jumlahnya banyak maka disebut komunikasi kelompok besar ( large group communication ). Secara teoritis dalam ilmu komunikasi yang membedakan kelompok kecil atau besar bukan dari jumlahnya secara matematis tetapi berdasarkan kualitas proses komunikasi.


Adapun karakteristik yang membedakan antara kelompok kecil dan besar adalah :
1)      Komunikasi kelompok kecil
Adalah kelompok yang ditunjukkan kepada kogniktif komunikan dan prosesnya berlangsung secara dialogis ( umpan balik terjadi secara verbal ).
      Dalam kelompok kecil komunikator menunjukkan pesannya pada benak komunikan misalnya kuliah, ceramah, diskusi, rapat dll. Dalam situasi ini logika berperan penting dan komunikan dapat menilai logis tidaknya uraian komunikator.
2)      Komunukasi kelompok besar
Komunikasi kelompok besar adalah komunikasi yang ditujukan kepada efeksi komunikan ( hatinya atau perasaan ) dan proses brlangsung liner. Umumnya komunikan bersifat heteregon dari jenis kelamin, usia, jenis, pekerjaan, tingkat pendidikan, agama dll.

BAB II
KOMUNIKASI EFEKTIF
A. PENDAHULUAN
Komunikasi efektif menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp dalam bukunya An Introduction to Interpersonal Communication mengatakan bahwa komunikai yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan ( acurancy ) yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam setiap situasi. Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator dan komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa. Melakukan komunikasi efektif tidak mudah, beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkin seseorang melakukan komunikasi yang benar- benar efektif. Ada banyak hambatan yang dapat merusak komunikasi. 

B. PENYAJIAN

1.      Pengertian Komunikasi Efektif
Komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap ( attitude change ) pada orang yang terlihat dalam komunikasi. Tujuan komunikasi efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik seimbang, dan melatih penggunaan bahasa nonverbal secara baik.
Komunikasi efektif adalah komunikasi di mana :
a.       Pesan diterima dan dimengerti sebagaimana yang dimaksud oleh pengirimnya.
b.      Pesan disetujui oleh penerima dan ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diamati oleh pengirim.
c.       Tidak ada hambatan untuk melakukan apa yang seharunya dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim.  
2.      Proses Komunikasi Efektif
Suksesnya proses komunikasi sehingga dapat menghasilkan komunikasi yang efektif tentu saja dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu faktor dari komunikator maupun dari komunikan. Willbur Schramm menampilkan “ the condition of succsess communication ” sebagai berikut :
a.       Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian komunikan. Untuk merancang suatu pesan yang dapat menarik perhatian ini sebaiknya komunikator harus mencari tahu dulu karakteristik orang yang akan kita beri pesan. Selain itu penyampai pesan yang menarik dan mudah dipahami.
b.      Pesan harus menggunakan lambang- lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan dengan beberapa metode dan tidak hanya secara lisan. Pesan yang disampaikan dengan melibatkan beberapa panca indera misal dapat dilihat, didengar dan diraba akan lebih mudah dimengerti daripada pesan itu hanya disampaikan secara lisan.
c.       Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikasi dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut. Jadi pesan sesuai harapan atau sesuai kebutuhan penerima pesan. Pesan yang disampaikan akan terasa membosankan dan tidak ada arti bagi penerima pesan apabila pesan itu tidak dibutuhkan.
d.      Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan, dimana komunikan digerakkan untuk memberikan tanggapan sesuai yang dikehendaki. Solusi pemecahan masalah harus dikemukakan untuk dapat membantu klien keluar dari masalahnya.
3.      Unsur- Unsur Dalam Membangun Komunikasi Efektif
Egan mengidentifikasi unsur dalam komunikasi efektif ke dalam lima sikap  ( cara ) dan teknik untuk menghadirkan  diri secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi yang terapeutik sebagai berikut :
a.      Berhadapan
Arti dari posisi ini adalah “ saya siap untuk anda” .
b.      Mempertahankan kontak mata
Kontak mata pada level yang sama berarti mengahrgai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi.
c.       Membungkuk ke arah klien
Posisi ini menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengarkan sesuatu.
d.      Mempertahankan sikap terbuka
Dalam arti tidak melipat kaki atau tangan. Menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi.
e.       Tetap relaks
Sikap relaks dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam memberi respons pada klien.
f.       Isyarat vokal
Yaitu isyarat paralinguistik, termasuk semua kualitas bicara nonverbal. Misalnya tekanan suara, kualitas suara, tertawa, irama, dan kecepatan bicara.
g.      Isyarat tindakan
Yaitu semua gerakan tubuh, termasuk ekspresi wajah dan sikap tubuh.
h.      Isyarat objek
Yaitu objek yang digunakan secara sengaja atau tidak sengaja oleh seseorang seperti pakaian dan benda pribadi lainnya.
i.        Ruang
Memberikan isyarat tentang kedekatan hubungan antara dua orang, hal ini didasarkan pada norma- norma sosial budaya yang dimiliki.
j.        Sentuhan
Yaitu kontak fisik antara dua orang dan merupakan komunikasi nonverbal yang paling personal. Respons seseorang terhadap tindakan ini sangat dipengaruhi oleh tatanan dan latar belakang budaya, jenis hubungan, jenis kelamin, usia dan harapan.
      Untuk membantu meningkatkan efektifitas komunikasi dapat dilakukan dengan cara :
a.      Sebagai pengirim
1)      Menggunakan bahasa yang tepat dan menarik serta dimengerti oleh penerima.
2)      Menggunakan empati dengan berusaha menempatkan diri ditempat penerima.
3)      Mempertajam persepsi dengan membayangkan bagaimana pesan akan diterima, dibaca, ditafsir dan ditanggapi oleh penerima.
4)      Mengendalikan bentuk tanggapan dengan menggunakan kode atau lambang yang tepat dan saluran yang sesuai.
5)      Bersedia menerima umpan balik positif maupun negatif.
6)      Mengembangkan kredibilitas diri sehingga dapat dipercaya karena kualitas pribadi, mutu hidup dan keahlian profesional.
7)      Mempertahankan hubungan baik dengan penerima.
b.      Sebagai penerima
1)      Meningkatkan kemampuan untuk mendengarkan sampai mampu mendengarkan dengan empatik.
2)      Waspada terhadap prasangka, bias, dan apriori dan sikap tidak terbuka dari kita.
3)      Mengembangkan kecakapan menyampaikan umpan balik secara konstruktif.
4)      Berusaha berfikir kreatif terhadap pesan yang diterima.
5)      Bersikap terbuka tetapi kritis.
6)      Benar- benar mengerti pesan komunikasi, jangan malu bertanya apabila pesan belum kita tangkap atau tidak dimengerti.
7)      Saat mengambil keputusan sadar akan tujuannya.
c.       Keefektifan komunikasi antar pribadi dipengaruhi oleh faktor- faktor berikut :
1)      Keterbukaan yaitu kesediaan membuka diri, merasakan pikiran dan perasaan orang lain, mereaksi pada orang lain.
2)      Empati, yaitu mengahayati perasaan orang lain.
3)      Mendukung yaitu kesediaan secara spontan untuk menciptakan suasana yang bersifat mendukung.
4)      Positif yaitu menyatakan sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain dan situasi.
5)      Keseimbangan yaitu mengakui bahwa kedua belah pihak mempunyai kepentingan yang sama, pertukaran informasi secara seimbang.
6)      Percaya diri yaitu merasa yakin pada diri sendiri, bebas dari rasa malu.
7)      Kesegaran yaitu segera melakukan kontak disertai rasa suka dan berminat.
8)      Manajemen interaksi yaitu mengendalikan interaksi untuk memberikan keputusan kepada kedua belah pihak.
9)      Pengungkapan yaitu keterlibatan secara jujur dalam berbicara dan menyimak baik secara verbal maupun nonverbal.
10)  Orientasi kepada orang lain yaitu penuh perhatian, minat dan kepedulian kepada orang lain. 


BAB III
HUBUNGAN ANTAR MANUSIA 

A. PENDAHULUAN
Hubungan antar manusia mendasari interaksi dan komunikasi antara bidan dengan pasien dalam pelayanan kebidanan. Ciri hakiki “ Human Relations “ yaitu : proses rohaniah yang tertuju kepada “ kebahagiaan “ berdasarkan watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap, tingkah laku, dll; aspek kejiwaan yang terdapat pada diri manusia. Proses rohaniah dengan perasaan bahagia ini berlangsung pada “ Komunikasi Antar Personal “. Karena sifatnya “ dialogis “, maka masing- masing tahu, sadar, dan merasakan efeknya. 

B. PENYAJIAN
1.      Pengertian Hubungan Antar Manusia
Hubungan antar manusia satu sama lain yang bersifat action oriented mengandung unsur- unsur kejiwaan yang mendalam untuk merubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang. Hubungan antar manusia mempunyai 3 pengertian yakni pengertian menurut ahli, dalam arti luas dan arti sempit.
a.      Pengertian menurut ahli
1)      Cabot dan Kahl ( 1967 ): hubungan antar manusia adalah suatu sosiologi konkret karena meneliti situasi kehidupan, khususnya masalah interaksi dengan pengaruh dan psikologisnya. Jadi, interkasi mengakibatkan dan menghasilkan penyesuaian diri secara timbal balik yang mencakup kecakapan dalam penyesuaian dengan situasi baru.
2)      H. Bonner ( 1975 ) : interaksi adalah hubungan antara dua lebih individu manusia dan perilaku yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki perilaku individu lain atau sebaliknya.
3)      Keith Davis “ Human Relation “ adalah interkasi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Ditinjau dari kepemimpinannya, yang bertanggung jawab dalam suatu kelompok merupakan interkasi orang- orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerja sama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis dan sosial.
4)      Ferdinand Tonnies : menyatakan bahwa manusia dalam bermasyarakat mempunyai dua jenis pergaulan: 1) Gemeinscaft, hal yang dialami oleh orang lain dirasakan sebagaimana terjadi pada dirinya oleh karena pergaulannya yang sangat akrab. Sifatnya statis, pribadi, tidak rasional; 2) Gessellscaft, pergaulan yang mempertimbangkan untung dan ruginya sehingga anggota bebas keluar masuk dari kelompok tersebut.
b.      Hubungan antar manusia dalam arti luas
HAM dalam arti sempit adalah antara seseorang dengan orang lain dalam segala situasi di semua bidang kehidupan. Secara kodrat manusia sebagai mahkluk yang berpikir ( homo sapiens ) sehingga membedakan dengan hewan, juga sebagai mahkluk sosial ( homo sosius ) sehingga dalam hidupnya selalu berhubungan dengan masyarakat dan lingkungannya. Menurut Ferdinand Tonnies manusia hidup bermasyarakat ini mempunyai dua jenis pergaulan yaitu Gemeinscaft dan Gesellscaft.
Gemeinscaft adalah seseorang yang bergaul sangat akrab, sehingga yang dialami orang ini dirasakan pula sebagaimana terjadi pada dirinya. Adapun sifat pergaulan ini adalah statis ( tidak banyak mengalami perubahan dan dinamika ), bersifat pribadi, tidak rasional ( tidak ada tata cara peraturan yang mengartur pergaulan tersebut ).
Gesellscaft adalah pergaulan yang memperhitungkan untung dan ruginya sehingga anggota bebas keluar masuk dari kelompok tersebut. Adapun sifatnya adalah dinamis ( hubungan dengan orang banyak secara bergantian ), tidak pribadi, rasional ( mempunyai aturan- aturan ketat yang mengikat ). Pergulan hidup dalam Gesellscaft bersifat tak pribadi maka komunikasi acapkali tidak berlangsung mulus disebabkan hambatan psikologis sosilogis atau antropologis.
c.       Hubungan antar manusia dalam arti sempit
Adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan. Dipandang dari kepemimpinannya, bertanggung jawab dalam suatu kelompok merupakan interaksi orang- orang menuju situasi kerja yang memotivasi untuk bekerja sama secara produktif, sehingga dicapai kepuasan ekonomis, psikologis dan sosial ( Keith Davis “ Human Relation at Work “ ).
2.      Sifat – sifat hubungan antar manusia
a.       Mendalam, ada unsur ikhlas jadi komunikasi melibatkan perasaan, dimana upaya untuk membantu harus dengan perasaan ikhlas tanpa pamrih.
b.      Dialognya mendalam, sampai hal- hal yang bersifat pribadi bisa diutarakan untuk maksud mengetahui permasalahan dan dapat memecahkan masalah sampai tuntas.
c.       Action oriented / berorintasi pada tindakan, jadi kegiatan benar- benar bisa teramati, bukan suatu niat saja.
d.      Aktif dan reaksi, harus ada timbal balik antara komunikator dan klien.
e.       Merubah sikap, dengan hubungan dengan orang lain sikap bisa berubah entah menjadi positif atau negatif.
f.       Pendapat dan tanggapan. Hal ini dapat menambah wawasan dan pendewasaan dalam gaya berpikir.
g.      Perilaku bisa diamati, dengan interaksi kita akan bertemu, bergaul memberikan bantuan pada orang lain, dan kegiatan- kegiatan itu dapat diamati
3.      Syarat- syarat hubungan antar manusia
Hubungan antar manusia dapat berjalan selaras apabila ada pemahaman pada diri masing- masing. Berikut ini beberapa syarat agar hubungan antar manusia bisa berjalan lancar sesuai harapan.
a.       Ada unsur simpati dan empati ( diawali saling perhatian, sehingga menjalin interaksi yang baik dan komunikasi akan berjalan lancar.
b.      Paham akan kebutuhan manusia
1)      Kebutuhan manusia menurut Maslow ada 5 tingkatan :Kebutuhan yang pertama adalah kebutuhan dasar manusia meliputi makan, minum, oksigen dan sebagainya. Hubungan antar manusia tidak etis bila kita mengajak seseorang untuk berbicara berjam- jam tanpa dikasih minum dan makan. Karena bila hal tersebut kita lakukan akan mengganggu komunikasi.
2)      Kebutuhan yang kedua adalah kebutuhan akan rasa aman. Dalam melakukan hubungan antar manusia maka rasa aman dan nyaman sangat penting kita perhatikan. Rasa aman tidak hanya dari segi fisik tetapi juga dari segi psikologis termasuk diantaranya kita perlu menjaga kerahasiaan klien.
3)      Kebutuhan yang ketiga adalah rasa sayang atau cinta. Rasa sayang bisa kita tunjukkan kepada orang lain dalam bentuk simpati dan empati kepada klien.




4.      Tujuan Hubungan Antar Manusia
Tujuan hubungan antar manusia adalah:
a.      Menemukan diri sendiri
Dengan melakukan hubungan dengan orang lain maka kita dapat menemukan konsep diri kita, mengetahui apa yang menjadi kelemahan kita, yang tidak bisa kita ketahui tanpa masukan orang lain. Sehingga dengan masukan itu kita dapat mengetahui siapa diri kita dan memperbaiki apa yang menjadi kekurangan kita
b.      Menemukan dunia luar
Dunia luar yang kita ketahui bisa kita dapatkan dan ketahui dengan bergaul dengan orang lain, sehingga bisa membuka wawasan kita pada hal- hal dilingkungan luar kita.
c.       Membentuk dan memelihara hubungan yang bermakna dengan orang lain.
Dengan menjalin hubungan antar manusia kita sebagai mahkluk sosial akan semakin meningkatkan hubungan dan dapat menghindari kesalahfahaman yang mungkin terjadi karena komunikasi akan selalu terpelihara.
d.      Mengubah sikap dan perilaku sendiri dan orang lain
Sikap dan perilaku pada diri sendiri maupun orang lain dapat dirubah dengan adanya masukan- masukan, kritik- kritik atau meniru dari apa yang kita lihat. Dengan pergaulan atau komunikasi dengan orang lain bisa memberikan masukan negtaif atau positif pada diri kita atau orang lain.
e.       Bermain dan hiburan
Orang yang tidak pernah melakukan komunikasi dengan orang lain, tentunya hidupnya atau kesepian. Dengan bergaul maka kita akan mendapatkan hiburan dan permainan.
f.       Memberikan bantuan
Kita tidak bisa hidup sendiri, semua kegiatan perlu bantuan dari orang lain, sehingga kita perlu membina hubungan baik agar semua kegiatan bisa lancar.
5.      Teknik- Teknik Hubungan Antar Manusia
Hubungan manusia dalam kegiatannya terdapat tehnik untuk membantu mengatasi atau memecahkan masalah yang terjadi pada seseorang. Keberhasilan suatu konsultasi akan dicapai apabila konselor benar- benar memahami Frame of Reference konseli yang meliputi pengalaman, pengetahuan, agama, serta pandangan hidup karena diisi aspek perasaan.
Hubungan manusiawi dapat dilakukan untuk menghilangkan hambatan- hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian, dan mengembangkan segi konstruktif dari sifat tabiat manusia ( RF Mailer ). Dalam hubungan manusia dilihat dari cara pendekatan ( approach ) konseling dapat dibagi dalam dua jenis yaitu Directive Counseling ( konseling langsung yang terarah ) dan Non Directive Conseling              ( konseling tidak langsung yang terarah ).
a.      Directive Counseling ( konseling langsung yang terarah )/ Conselor Centered Approach  adalah konseling yang pendekatannya terpusat pada konselor, dimana aktivitas utama terletak pada konselor.
Langkah- langkahnya adalah :
1)      Menjalin hubungan yang akrab dengan konseli sehingga tumbuh kepercayaan. Hubungan yang akrab bisa kita mulai saat awal pertemuan, kita beri salam klien, kita kenalkan diri kita, bersikap terbuka, dan menghilangkan sikap super.
2)      Mencari informasi masalah yang dihadapi konseli dengan pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan sebaiknya pertanyaan terbuka, sehingga konseli akan mengeksplorasikan perasaan atau masalahnya.
3)      Menganalisa informasi, data yang kita dapat dari konseli kita analisa, terutama ungkapan – ungkapan pokok dan yang tidak, kejujuran informasi dll.
4)      Memahami masalah yang dihadapi konseli dan mendiagnosanya.
5)      Menginterpretasikan informasi.
6)      Memberikan nasehat dan segesti
b.      Non Directive Conseling ( konseling tidak langsung yang terarah )
Adalah pendekatan yang terpusat pada konseli, dapat digunakan oleh konselor yang tidak begitu berpengetahuan tentang psikologi. Dalam konseling ini aktivitas utama pada konseli, sehingga konselor hanya membantu agar konseli dapat memimpin dirinya dan merasa bebas untuk menyatakan isi hatinya tanpa ada unsur paksaan.
Hal-hal yang harus diperhatikan konselor dalam melakukan Non Directive Conseling :
1)      Menyingkirkan sikap super atau merasa lebih.
2)      Konselor tidak boleh merasa dirinya lebih pandai dari pada konseli.
3)      Masalah ditinjau dari dasar pihak konseli.
4)      Masalah yang dihadapi harus dilihat dari kacamata konseli, konselor tidak boleh memberikan advis atau nasehat- nasehat, tapi membantu konseli menyelesaikan masalahnya. Berpikirlah seolah- olah berada diposisi klien.
5)      Bersikap apatik terhadap masalah konseli
Memberikan konseli yang lebih aktif, konselor menjadi pendengar yang baik, dan harus lebih pasif, biarkan konseli menceritakan dan mengungkapkan permasalahannya dan akhirnya konselor tinggal mengarahkan.
6.      Konsep Diri
Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita yang kita dapat dari informasi orang lain kepada kita. Konsep diri kita yang paling awal biasa dipengaruhi oleh keluarga dan orang- orang dekat disekitar kita yang disebut significants others.
 
Aspek- aspek konsep diri seperti agama, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman, rupa fisik dll diinternalisasi lewat pernyataan orang lain yang menegaskan aspek-aspek tersebut kepada kita. Identitas etnik merupakan aspek- aspek tersebut kepada kita. Identitas etnik merupakan unsur penting dalam konsep diri. George Herbert Mead mengatakan setiap manusia mengembangkan konsep dirinya melalui interaksi dengan orang lain dalam masyarakat. Dan dilakukan dengan komunikasi. Proses konsep diri berlangsung sepanjang hidup, dan dapat berubah- ubah dan bergantung pada respon orang terhadap kita. Kesan orang lain tentang diri kita dan cara mereka bereaksi dipengaruhi oleh komunikasi kita dengan mereka.
1.      Teori Johary Windows
a.      Mengenal diri sendiri dengan Teori Johary Windows
Mengenal diri merupakan hal penting sebab kita dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan yang ada pada diri kita. Untuk memahami diri sendiri Joseph Luft dan Harrington Ingham memperkenalkan konsep yang  dikenal dengan Johari Windows. Joseph dari kata Joseph Luft dan Harrington Ingham  sedang Windows berarti jendela. Dalam individu diumpamakan seperti jendela yang terbagi dalam 4 kuadran yakni wilayah terbuka ( open area ), wilayah buta    ( blind area ), wilayah tersembunyi ( hidden area ) dan wilayah tak dikenal           ( unknown area ).
Open area
Blind area
Hidden area
Unknown area

1)      Wilayah terbuka
Wilayah ini menunjukkan kegiatan yang dilakukan komunikator disadari sepenuhnya oleh yang bersangkutan juga oleh orang lain, ini berarti adanya keterbukaan atau tidak ada disembunyikan pada orang lain. Menurut konsep ini kepribadian, kelemahan dan kekurangan kita selain diketahui diri kita sendiri juga diketahui orang lain. Dengan demikian jika kita ingin sukses dalam komunikasi maka kita harus bisa mempertemukan keinginan kita dengan orang lain. Oleh karena itu semakin lebar atau luas area terbuka maka komunikasi akan semakin bagus. Sebaliknya semakin sempit area terbuka maka komunikasi cenderung semakin tertutup.
2)      Wilayah buta
Pada wilayah buta ini menggambarkan bahwa perbuatan komunikator diketahui oleh orang lain tetapi diri sendiri tidak menyadari apa yang dia lakukan. Oleh karena itu semakin lebar wilayah buta maka akan terjadi kesulitan dalam komunikasi. Menurut Joseph Luft dan Harrington Ingham wilayah buta ini ada pada setiap manusia dan sulit dihapuskan sama sekali kecuali menguranginya. Cara yang bisa digunakan untuk menguranginya adalah dengan bercermin pada nilai, norma, hukum yang diikuti orang lain.
3)      Wilayah tersembunyi
Wilayah tersebunyi adalah kebalikan dari Blind Area yakni apa yang dilakukan komunikator disadari sepenuhnya oleh dirinya sendiri, tetapi orang lain tidak dapat mengetahuinya. Ini berarti komunikator bersikap tertutup, dia merasa bahwa apa yang dilakukannya tidak perlu diketahui orang lain. Ada dua konsep yang megenai wilayah ini yaitu over disclose dan under disclose. Over disclose ialah sikap terlalu banyak mengungkapkan sesuatu sehingga hal- hal yang seharusnya disembunyikan juga diutarakan. Misalnya kebiasaan- kebiasaan buruk yang dimiliki diceritakan kepada orang lain dll. Under  disclose adalah sikap terlalu menyembunyikan sesuatu yang seharusnya dikemukakan. Contohnya adalah riwayat penyakit yang akan bermanfaat untuk pengobatan dirinya tetapi disembunyikan akan ditutupi.
Memiliki wilayah ini ada keuntungan dan kerugiannya.
Keuntungannya kalau dilakukan secara wajar tetapi kalau underdisclose  akan menyulitkan tercapainya komunikasi yang mengena.
4)      Wilayah tak dikenal
Merupakan wilayah yang paling kritis dalam komunikasi, sebab selain diri kita yang tidak mengenal diri sendiri orang lain juga mengetehui sikap kita. Dalam kehidupan sehari- hari kesalahpahaman atau kesalahan perlakuan biasa terjadi karena kita tidak saling mengenal kelabihan, kekurangan tentang diri kita maupun orang lain.
Keempat area diatas merupakan satu kesatuan yang terdapat pada diri seseorang. Dan kadarnya akan berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Dngan memperlebar wilayah terbuka maka orang dapat mencapai kesuksesan.
b.       Prinsip berfungsinya 4 kuadran adalah :
1)      Perubahan pada satu kuadran akan mempegaruhi / menyebabkan perubahan pada kuadran lain.
2)      Semakin kecil / sempit daerah 1 ( daerah terbuka ) semakin buruk komunikasi yang terjadi.
3)      Meningkatkan komunikasi interpersonal berarti melakukan perubahan diri sehingga kiadran 1 > besar dan kuadran lain > kecil.

1
2
3
4

Keempat kuadran diatas menunjukkan bahwa individu yang mempunyai sikap kurang memahami, tingkah lakunya terbatas, perasaan kurang terbuka, kurang jelas cara pandang dan variasi hidupnya.
1
2
3
4

            Keempat kuadran diatas menunjukkan bahwa individu yang terbuka terhadap dunia sekelilingnya, potensi diri disadari perasaan dan pikirannya terbuka untuk pengalaman- pengalaman hidup yang menyedihkan, menyenagkan pekerjaan dsb. Ia lebih spontan dan apa adanya.
Untuk mengetahui konsep diri anda dan anda termasuk tipe orang seperti apa maka identifikasi kelemahan dan kelebihan anda dan juga identifikasi kelebihan dan kelemahan teman anda. Minta teman anda melakukan hal yang sama kemudian tukar identifikasi anda dengan teman anda tersebut.
A :       adalah individu yang kurang memahami diri sendiri, tingkah lakunya terbatas, perasaannya kurang terbuka, kurang luas cara pandang dan versi hidupnya.
B  :  adalah individu yang terbuka terhadap dunia sekelilingnya, potensi diri disadari, perasaan dan pikirannya terbuka untuk pengalaman- pengalaman hidup yang menyedihkan, menyenangkan, pekerjaan, dsb. Ia lebih spontan dan bersikap

0 komentar:

Posting Komentar