Pengertian
Program Keluarga Berencana menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan
dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
kecil, bahagia dan sejahtera.
Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional
dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial
budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan
kemampuan produksi nasional (Depkes,1999).
Sejak pelita
V, program KB nasional berubah menjadi
gerakan KB nasional yaitu gerakan
masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk
berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan NKKBS dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia.
(Sarwono,1999).
Tujuan umum
untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi dan misi program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana
program KB di masa mendatang untuk
mencapai keluarga berkualitas tahun 2015.
Sedangkan tujuan program KB secara filosofis adalah :
1.
Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta
mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian
kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.
2. Terciptanya penduduk yang berkualitas,
sumber daya manusia yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Sasaran
program KB dibagi menjadi 2 yaitu
sasaran langsung dan sasaran tidak langsung, tergantung dari tujuan yang ingin
dicapai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan
untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara
berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana dan
pengelola KB, dengan tujuan menurunkan
tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam
rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera.
1. Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
2. Konseling
3. Pelayanan Kontrasepsi
4. Pelayanan Infertilitas
5. Pendidikan sex (sex education)
6. Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan
7. Konsultasi genetik
8. Tes keganasan
9. Adopsi
Strategi
pendekatan dalam program keluarga berencana antara lain :
1.
Pendekatan kemasyarakatan (community approach).
Diarahkan untuk meningkatkan dan
menggalakkan peran serta masyarakat (kepedulian) yang dibina dan dikembangkan
secara berkelanjutan.
2.
Pendekatan koordinasi aktif (active
coordinative approach)
Mengkoordinasikan berbagai
pelaksanaan program KB dan pembangunan keluarga sejahtera sehingga
dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan yang sinergik dalam mencapai
tujuan dengan menerapkan kemitraan sejajar.
3.
Pendekatan integrative (integrative approach)
Memadukan pelaksanaan kegiatan
pembangunan agar dapat mendorong dan menggerakkan potensi yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat
menguntungkan dan memberi manfaat pada semua pihak.
4.
Pendekatan kualitas (quality approach)
Meningkatkan kualitas pelayanan
baik dari segi pemberi pelayanan (provider) dan penerima pelayanan (klien)
sesuai dengan situasi dan kondisi.
5.
Pendekatan kemandirian (self rellant approach)
Memberikan peluang kepada
sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah mampu untuk segera
mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program KB nasional.
6.
Pendekatan tiga dimensi ( three dimension
approach)
Strategi tiga dimensi program KB sebagai pendekatan program KB nasional, dimana program tersebut atas dasar survey pasangan usia subur di
Indonesia terhadap ajakan KIE yang terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
Strategi tiga dimensi dibagi dalam tiga tahap pengelolaan program KB
sebagai berikut :
a. Tahap perluasan jangkauan
Pola tahap ini penggarapan
program lebih difokuskan lebih kepada sasaran :
1) Coverage wilayah
Penggarapan wilayah adalah
penggarapan program KB lebih diutamakan pada penggarapan wilayah
potensial, seperti wilayah Jawa, Bali dengan kondisi jumlah penduduk dan laju
pertumbuhan yang besar
2) Coverage khalayak
Mengarah kepada upaya menjadi
akseptor KB sebanyak-banyaknya. Pada tahap ini pendekatan pelayanan KB
didasarkan pada pendekatan klinik
b. Tahap pelembagaan
Tahap ini untuk mengantisipasi
keberhasilan pada tahap potensi yaitu tahap perluasan jangkauan. Tahap coverage
wilayah diperluas jangkauan propinsi luar Jawa Bali. Tahap ini inkator
kuantitatif kesertaan ber-KB pada kisaran 45-65 % dengan prioritas
pelayanan kontrasepsi dengan metode jangka panjang, dengan memanfaatkan
momentum-momentum besar
Pada tahap coverage wilayah
diperluas jangkauan propinsi seluruh Indonesia. Sedangkan tahap coverage khalayak diperluas jangkauan sisa PUS yang
menolak, oleh sebab itu pendekatan program KB
dilengkapi dengan pendekatan Takesra dan Kukesra
1. Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
Pelayanan komunikasi, informasi
dan edukasi dilakukan dengan memberikan penerangan konseling, advokasi,
penerangan kelompok (penyuluhan) dan penerangan massa melalui media cetak,
elektronik.
Dengan penerangan, motivasi
diharapkan meningkat sehingga terjadi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap
dan perilaku masyarakat dalam berKB, melalui pendewasaan usia perkawinan,
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga sehingga tercapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)
Dikembangkan program
reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita baik sebagai calon ibu atau ibu, merupakan
anggota keluarga yang paling rentan mempunyai potensi yang besar untuk
mendapatkan KIE dan pelayanan KB yang tepat dan benar dalam mempertahankan fungsi reproduksi.
Reproduksi sehat sejahtera adalah
suatu keadaan sehat baik fisk, mental dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua
hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi. Bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk
berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan
material, bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan
seimbang antar anggota dan antara keluarga dengan lingkungan.
Dalam mencapai sasaran reproduksi
sehat, dikembangkan 2 gerakan yaitu: pengembangan gerakan KB yang makin mandiri dan gerakan keluarga sehat
sejahtera dan gerakan keluarga sadar HIV/AIDS.
Pengayoman, melalui program ASKABI (Asuransi Keluarga Berencana Indonesia), tujuan agar
merasa aman dan terlindung apabila terjadi komplikasi dan kegagalan.
3.
Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah
PSM ditonjolkan (pendekatan
masyarakat) serta kerjasama institusi pemerintah (Dinas Kesehatan, BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).
Melalui jalur pendidikan
(sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB, bidan,
dokter berupa pelatihan konseling dan keterampilan.
1. Untuk Ibu, dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran maka manfaatnya
:
a. Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang
kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek
b. Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu
yang cuku untuk mengasuh anak, beristirahat dan menikmati waktu luang serta
melakukan kegiatan lainnya
2. Untuk anak-anak yang dilahirkan,
manfaatnya :
a. Anak dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang mengandungnya dalam keadaan
sehat
b. Sesudah lahir, anak mendapat perhatian,
pemeliharaan dan makanan yang cukup karena kehadiran anak tersebut memang
diinginkan dan direncanakan
3. Untuk anak-anak yang lain, manfaatnya
:
a. Memberi kesempatan kepada anak agar perkembangan fisiknya lebih baik karena
setiap anak memperoleh makanan yang cukup dari sumber yang tersedia dalam
keluarga
b. Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena pemeliharaan yang
lebih baik dan lebih banyak waktu yang dapat diberikan oleh ibu untuk setiap
anak
c. Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena sumber-sumber
pendapatan keluarga tidak habis untuk mempertahankan hidup semata-mata
4. Untuk ayah, memberikan kesempatan kepadanya agar dapat :
a. Memperbaiki kesehatan fisiknya
b. Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kecemasan berkurang serta
lebih banyak waktu terluang untuk keluarganya
5. Untuk seluruh keluarga, manfaatnya :
Kesehatan fisik, mental dan
sosial setiap anggota keluarga tergantung dari kesehatan seluruh keluarga.
Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk memperoleh
pendidikan
1. Hak atas informasi
Hak untuk mengetahui segala
manfaat dan keterbatasan pilihan metode perencanaan keluarga.
2. Hak akses.
Yaitu hak untuk memperoleh
pelayanan tanpa membedakan jenis kelamin, agama dan kepercayaan, suku, status
sosial, status perkawinan dan lokasi.
3. Hak pilihan.
4. Hak keamanan
Yaitu hak untuk memperoleh
pelayanan yang aman dan efektif.
5. Hak privasi
Setiap konsumen KB berhak untuk mendapatkan privasi atau bebas dari gangguan atau campur
tangan orang lain dalam konseling dan pelayanan KB.
6. Hak kerahasiaan
Hak untuk mendapatkan jaminan bahwa
informasi pribadi yang diberikan akan dirahasiakan.
7. Hak harkat
Yaitu hak untuk mendapatkan
pelayanan secara manusiawi, penuh penghargaan dan perhatian.
8. Hak kenyamanan
9. Hak berpendapat
Hak untuk menyatakan pendapat
secara bebas terhadap pelayanan yang ditawarkan.
10. Hak
keberlangsungan
Yaitu hak untuk mendapatkan
jaminan ketersediaan metode KB secara lengkap dan pelayanan yang berkesinambungan selama diperlukan.
11. Hak ganti rugi
Hak untuk mendapatkan ganti rugi
apabila terjadi pelanggaran terhadap hak konsumen.
1. Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi sederhana ini
terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi sederhana tanpa alat dan metode
kontrasepsi dengan alat.
Metode kontrasepsi tanpa alat
antara lain : Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Coitus Interuptus, metode
Kalender, Metode Lendir Serviks (MOB), Metode Suhu Basal Badan, dan
Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik.
Sedangkan metode kontrasepsi
sederhana dengan alat yaitu kondom, diafragma, dan spermisida.
2. Metode Kontrasepsi Hormonal
Metode kontrasepsi hormonal pada
dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi (mengandung hormon progesteron dan
estrogen sintetik) dan yang hanya berisi progesteron saja.
Kontrasepsi hormonal kombinasi
terdapat pada pil dan suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi
progesteron terdapat pada pil, suntik dan implant.
3. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi ini secara
garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR yang mengandung hormon (sintetik
progesteron) dan yang tidak mengandung hormon.
4. Metode Kontrasepsi Mantap
Metode kontrasepsi mantap terdiri
dari 2 macam yaitu Metode Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP).
MOW sering dikenal dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong
atau mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara ovum
dan sperma. Sedangkan MOP sering dikenal dengan Vasektomi yaitu memotong atau
mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak
diejakulasikan.
5. Metode Kontrasepsi Darurat
Metode kontrasepsi yang dipakai
dalam kondisi darurat ada 2 macam yaitu pil dan AKDR.
I.
Cara Penyimpanan Alat Kontrasepsi
Jenis Kontrasepsi
|
Kondisi Penyimpanan
|
Masa Kedaluwarsa
|
1. Pil
|
Simpan di tempat kering, dan jauhkan dari sinar matahari langsung
|
5 tahun
|
2. Kondom
|
Simpan di tempat kering, yaitu suhu > 40°C dan jauhkan dari sinar
matahari langsung, bahan kimia, dan bahan yang mudah rusak
|
3-5 tahun
|
3. AKDR
|
Lindungi dari kelembabab, sinar matahari langsung, suhu 15-30°C
|
7 tahun
|
4. Spermisida
|
Simpan pada ruang bersuhu 15-30°C, jauhkan dari temperatur tinggi
|
3-5 tahun
|
5. Implant
|
Simpan di tempat kering, suhu > 30°C
|
5 tahun
|
6. Suntik KB
|
Simpan pada suhu 15-30°C posisi vials tegak lurus menghadap ke atas,
jauhkan dari sinar matahari langsung
|
5 tahun
|
- Penapisan metode kontrasepsi hormonal (pil, suntik, implant)
No
|
Pertanyaan
|
Ya
|
Tidak
|
1.
|
Hari pertama haid terakhir 7 hari atau lebih
|
||
2.
|
Menyusui dan kurang dari 6 minggu pasca salin
|
||
3.
|
Perdarahan/perdarahan bercak antara haid setelah senggama
|
||
4.
|
Ikterus pada kulit atau sklera mata
|
||
5.
|
Nyeri kepala hebat atau gangguan visual
|
||
6.
|
Nyeri hebat pada betis, paha atau dada, atau tungkai bengkak (oedem)
|
||
7.
|
Tekanan darah di atas 160 mmHg (sistolik) atau 90 mmHg (diastolik)
|
||
8.
|
Massa atau benjolan pada payudara
|
||
9.
|
Sedang minum obat-obatan epilepsi
|
- Penapisan metode kontrasepsi AKDR
No
|
Pertanyaan
|
Ya
|
Tidak
|
1.
|
Hari pertama haid terakhir 7 hari atau lebih
|
||
2.
|
Klien (atau pasangan) mempunyai pasangan seks lain
|
||
3.
|
Infeksi Menular Seksual (IMS)
|
||
4.
|
|||
5.
|
Haid banyak (> 1-2 pembalut tiap 4 jam)
|
||
6.
|
Haid lama (> 8 hari)
|
||
7.
|
Dismenorhoe berat yang membutuhkan analgetika dan/atau istirahat baring
|
||
8.
|
Perdarahan/perdarahan bercak antara haid atau setelah senggama
|
||
9.
|
Gejala penyakit jantung valvular atau kongenital
|
- Penapisan metode kontrasepsi mantap
a. Tubektomi
No.
|
Keadaan Klien
|
Fasilitas Rawat Jalan
|
Fasilitas Rujukan
|
1.
|
Keadaan umum (anamnesi dan pemeriksaan fisik
|
K U baik, tidak ada tanda penyakit jantung, paru, ginjal
|
DM tidak terkontrol, riwayat gangguan pembekuan darah, ada tanda penyakit
jantung, paru atau ginjal
|
2.
|
Keadaan emosi
|
Tenang
|
Cemas, takut
|
3.
|
Tekanan darah
|
< 160/100 mmHg
|
≥ 160/100 mmHg
|
4.
|
Berat badan
|
35-85 kg
|
> 85 kg ; < 35 kg
|
5.
|
Riwayat operasi abdomen/panggul
|
Bekas SC (tanpa perlekatan)
|
Op abdomen lainnya, perlekatan atau terdapat kelainan pada px panggul
|
6.
|
Pemeriksaan dalam normal
|
Pemeriksaan dalam ada kelainan
|
|
7.
|
Anemia
|
Hb ≥ 8 gr%
|
Hb < 8 gr %
|
b. Vasektomi
No.
|
Keadaan Klien
|
Fasilitas Rawat Jalan
|
Fasilitas Rujukan
|
1.
|
Keadaan umum (anamnesi dan pemeriksaan fisik
|
K U baik, tidak ada tanda penyakit jantung, paru, ginjal
|
DM tidak terkontrol, riwayat gangguan pembekuan darah, ada tanda penyakit
jantung, paru atau ginjal
|
2.
|
Keadaan emosi
|
Tenang
|
Cemas, takut
|
3.
|
Tekanan darah
|
< 160/100 mmHg
|
≥ 160/100 mmHg
|
4.
|
Infeksi atau kelainan scrotum/inguinal
|
Normal
|
Tanda-tanda infeksi atau ada kelainan
|
7.
|
Anemia
|
Hb ≥ 8 gr%
|
Hb < 8 gr %
|
0 komentar:
Posting Komentar