Kimia Unsur Golongan Transisi Periode Keempat


MAKALAH GOLONGAN TRANSISI PERIODE EMPAT
[Type the document subtitle]



    

Ketua 2 : Fitri andriani
Anggota :
Dahliana
Maha Putra Rusydinal
Mulya Parna Putri
Nova Juliyanti Lubis
Nopi Saputra
Sriwaty
Wilsa Dori Harahap


[Year]

[Type the author name]
[Type the company name]
[Pick the date]
 
















DAFTAR ISI

Kata pengantar

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena dengan Rahmat dan diperkenan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami ini yang akan dipresentasikan kepada teman – teman sekalian .
 Dalam makalah kami ini , kami membahas materi mengenai Kelimpahan ,manfaat , dampak, Proses pembuatan unsur-unsur golongan empat (Mn,Fe,Co,Ni,Cu,Zn) yang memuat secara detail mengenai topik , adapun kegunaan dan tujuan pembahasan makalah ini antara lain :
  ͽ Kelimpahan ,manfaat , dampak unsur-unsur golongan empat
  ͽ Proses pembuatan unsur-unsur golongan empat
 Dengan adanya tujuan pembahasan diatas merupakan sebuah pelengkap dari makalah kami ini belum sempurna karena tiada gading yang tak retak , oleh karena itu , saran dan kritik yang membangun dari kawan – kawan sekalian sangat kami harapkan demi kesempurnaan dan perbaikan maklah kami.


Batam , 7 November 2011


                                                                                                                        Kelompok 4














DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................1
Daftar Isi.....................................................................2
Pendahuluan.............................................................3
Isi................................................................................4
Daftar Pustaka..........................................................................13
LAMPIRAN................................................................14












PENDAHULUAN

Kimia Unsur Golongan Transisi Periode Keempat

Dalam tulisan ini, kita akan mempelajari tentang sifat unsur transisi periode keempat, reaksi kimia dan pengolahan unsur transisi periode keempat, pemanfaatan unsur transisi periode keempat dalam kehidupan sehari-hari, sifat senyawa kompleks yang terbentuk dari berbagai unsur transisi periode keempat, serta penulisan nama senyawa kompleks yang terbentuk.
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur  golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).









ISI
Kimia Unsur Golongan Transisi Periode Keempat

Dalam tulisan ini, kita akan mempelajari tentang sifat unsur transisi periode keempat, reaksi kimia dan pengolahan unsur transisi periode keempat, pemanfaatan unsur transisi periode keempat dalam kehidupan sehari-hari, sifat senyawa kompleks yang terbentuk dari berbagai unsur transisi periode keempat, serta penulisan nama senyawa kompleks yang terbentuk.
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur  golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke kanan (Zn), keelektronegatifan unsur hampir sama, tidak meningkat maupun menurun secara signifikan. Selain itu, ukuran atom (jari-jari unsur) serta energi ionisasi juga tidak mengalami perubahan signifikan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa semua unsur transisi periode keempat memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang serupa. Hal ini berbeda dengan unsur utama yang mengalami perubahan sifat yang sangat signifikan dalam satu periode
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki keelektronegatifan yang lebih besar dibandingkan unsur Alkali maupun Alkali tanah, sehingga kereaktifan unsur transisi
tersebut lebih rendah bila dibandingkan Alkali maupun Alkali Tanah. Sebagian besar unsur transisi periode keempat mudah teroksidasi (memiliki E°red negatif), kecuali unsur Tembaga yang cenderung mudah tereduksi (E°Cu = + 0,34 V). Hal ini berarti bahwa secara teoritis, sebagian besar unsur transisi periode keempat dapat bereaksi dengan asam kuat (seperti HCl) menghasilkan gas hidrogen, kecuali unsur Tembaga. Akan tetapi, pada kenyataanya, kebanyakan unsur transisi periode keempat sulit atau bereaksi lambat dengan larutan asam akibat terbentuknya lapisan oksida yang dapat menghalangi reaksi lebih lanjut. Hal ini terlihat jelas pada unsur Kromium. Walaupun memiliki potensial standar reduksi negatif, unsur ini sulit bereaksi dengan asam akibat terbentuknya lapisan oksida (Cr2O3) yang inert. Sifat inilah yang dimanfaatkan dalam proses perlindungan logam dari korosi (perkaratan).
Dibandingkan unsur Alkali dan Alkali Tanah, unsur-unsur transisi periode keempat memiliki susunan atom yang lebih rapat (closed packing). Akibatnya, unsur transisi tersebut memiliki kerapatan (densitas) yang jauh lebih besar dibandingkan Alkali maupun Alkalianah. Dengan demikian, ikatan logam (metallic bonds) yang terjadi pada unsur transisi lebih kuat. Hal ini berdampak pada titik didih dan titik leleh unsur transisi yang jauh lebih tinggi dibandingkan unsur logam golongan utama. Selain itu, entalpi pelelehan dan entalpi penguapan unsur transisi juga jauh lebih tinggi dibandingkan unsur logam golongan utama.
Unsur transisi periode keempat memiliki tingkat oksidasi (bilangan oksidasi) yang bervariasi. Hal ini disebabkan oleh tingkat energi subkulit 3d dan 4s yang hampir sama. Oleh sebab itu, saat unsur transisi melepaskan elektron pada subkulit 4s membentuk ion positif (kation), sejumlah elektron pada subkulit 3d akan ikut dilepaskan. Bilangan oksidasi umum yang dijumpai pada tiap unsur transisi periode keempat adalah +2 dan +3. Sementara, bilangan oksidasi tertinggi pada unsur transisi periode keempat adalah +7 pada unsur Mangan (4s2 3d7). Bilangan oksidasi rendah umumnya ditemukan pada ion Cr3+, Mn2+, Fe2+, Fe3+, Cu+, dan Cu2+, sedangkan bilangan oksidasi tinggi ditemukan pada anion oksida, seperti CrO42-, Cr2O72-, dan MnO4-.
Perubahan bilangan oksidasi ditunjukkan oleh perubahan warna larutan. Sebagai contoh, saat ion Cr+7 direduksi menjadi ion Cr3+,warna larutan berubah dari orange (jingga) menjadi hijau.
Cr­2O72-(aq) +  14 H+(aq) +  6 e- ——>  2 Cr3+(aq) +  7 H2O(l)
Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar 6,2% massa kerak bumi). Besi jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi umumnya ditemukan dalam bentuk mineral (bijih besi), seperti hematite (Fe2O3), siderite (FeCO3), danmagnetite (Fe3O4).
Logam Besi bereaksi dengan larutan asam klorida menghasilkan gas hidrogen. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Fe(s) +  2 H+(aq) ——>  Fe2+(aq) +  H2(g)
Larutan asam sulfat pekat dapat mengoksidasi logam Besi menjadi ion Fe3+. Sementara larutan asam nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida Fe3O4 yang dapat menghambat reaksi lebih lanjut. Umumnya, Besi dijumpai dalam bentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +2 dan +3. Beberapa contoh senyawa Besi (II) antara lain FeO (hitam), FeSO4. 7H2O (hijau), FeCl2 (kuning), dan FeS (hitam). Ion Fe2+ dapat dengan mudah teroksidasi menjadi ion Fe3+ bila terdapat gas oksigen yang cukup dalam larutan Fe2+. Sementara itu, senyawa yang mengandung ion Besi (III) adalah Fe2O3 (coklat-merah) dan FeCl3 (coklat).
Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam (precious metal). Tembaga umumnya ditemukan dalam bentuk senyawanya, yaitu bijih mineral, seperti kalkopirit (CuFeS2dankalkosit (Cu2S). Logam Tembaga dapat diperoleh melalui pemanggangan kalkopirit, seperti yang dinyatakan dalam persamaan reaksi di bawah ini :
2 CuFeS2(s) +  4 O2(g) ——>  Cu2S(s) +  2 FeO(s) + 3 SO2(g)
Cu2S(s) +  O2(g) ——>  2Cu(l) +  SO2(g)
Logam Tembaga dapat dimurnikan melalui proses elektrolisis Logam Tembaga memiliki koduktivitas elektrik yang tinggi. Dengan demikian, logam tembaga sering digunakan sebagai kawat penghantar listrik. Selain itu, Tembaga juga digunakan pada pembuatan alloy (sebagai contoh, kuningan, merupakan alloy dari Cu dan Zn),bahan pembuatan pipa, dan bahan dasar pembuatan koin (uang logam).
Logam Tembaga bereaksi hanya dengan campuran asam sulfat dan asam nitrat pekat panas (dikenal dengan istilah aqua regia). Bilangan oksidasi Tembaga adalah +1 dan +2. Ion Cu+ kurang stabil dan cenderung mengalami disproporsionasi dalam larutan. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
2 Cu+(aq) ——>  Cu(s) +  Cu2+(aq)
Semua senyawa Tembaga (I) bersifat diamagnetik dan tidak berwarna (kecuali Cu2O yang berwarna merah), sedangkan semua senyawa Tembaga (II) bersifat paramagnetik dan berwarna. Senyawa hidrat yang mengandung ion Cu2+ berwarna biru. Beberapa contoh senyawa yang mengandung Tembaga (II) adalah CuO (hitam), CuSO4.5H2O (biru), dan CuS (hitam).
Senyawa Koordinasi adalah senyawa yang terbentuk dari ion sederhana (kation maupun anion) serta ion kompleks. Unsur transisi periode keempat dapat membentuk berbagai jenis ion kompleks. Ion kompleks terdiri dari kation logam transisi danligan. Ligan adalah molekul atau ion yang terikat pada kation logam transisi. Interaksi antara kation logam transisi denganligan merupakan reaksi asam-basa Lewis. Menurut Lewis, liganmerupakan basa Lewis yang berperan sebagai spesi pendonor (donator) elektron. Sementara itu, kation logam transisimerupakan asam Lewis yang berperan sebagai spesi penerima (akseptor) elektron. Dengan demikian, terjadi ikatan kovalen koordinasi (datif) antara ligan dengan kation logam transisipada proses pembentukan ion kompleks. Kation logam transisikekurangan elektron, sedangkan ligan memiliki sekurangnya sepasang elektron bebas (PEB). Beberapa contoh molekul yang dapat berperan sebagai ligan adalah H2O, NH3, CO, dan ion Cl-.
Bilangan koordinasi adalah jumlah ligan yang terikat pada kation logam transisi. Sebagai contoh, bilangan koordinasi Ag+ pada ion [Ag(NH3)2]+ adalah dua, bilangan koordinasi Cu2+ pada ion [Cu(NH3)4]2+ adalah empat, dan bilangan koordinasi Fe3+ pada ion [Fe(CN)6]3- adalah enam. Bilangan koordinasi yang sering dijumpai adalah 4 dan 6.
Berdasarkan jumlah atom donor  yang memiliki pasangan elektron bebas (PEB) pada ligan, ligan dapat dibedakan menjadimonodentat, bidentat, dan polidentat. H2O dan NH3 merupakanligan monodentat (mendonorkan satu pasang elektron). Sedangkan Etilendiamin (H2N-CH2-CH2-NH2, sering disebut dengan istilah en) merupakan contoh ligan bidentat (mendonorkan dua pasang elektron). Ligan bidentat dan polidentat sering disebut sebagai agen chelat (mampu mencengkram kation logam transisidengan kuat).
Muatan ion kompleks adalah penjumlahan dari muatan kation logam transisi dengan ligan yang mengelilinginya. Sebagai contoh, pada ion [PtCl6]2-, bilangan oksidasi masing-masing ligan (ion Cl-adalah -1. Dengan demikian, bilangan oksidasi Pt (kation logam transisi) adalah +4. Contoh lain, pada ion [Cu(NH3)4]2+, bilangan oksidasi masing-masing ligan (molekul NH3adalah 0 (nol). Dengan demikian, bilangan oksidasi Cu (kation logam transisi) adalah +2.
Berikut ini adalah beberapa aturan yang berlaku dalam penamaan suatu ion kompleks maupun senyawa kompleks :
1. Penamaan kation mendahului anion; sama seperti penamaan senyawa ionik pada umumnya.
2. Dalam ion kompleks, nama ligan disusun menurut urutan abjad, kemudian dilanjutkan dengan nama kation logam transisi.
3. Nama ligan yang sering terlibat dalam pembentukan ion kompleks dapat dilihat pada Tabel Nama Ligan.
4. Ketika beberapa ligan sejenis terdapat dalam ion kompleks, digunakan awalan di-, tri-, tetra-, penta-, heksa-, dan sebagainya.
5. Bilangan oksidasi kation logam transisi dinyatakan dalam bilangan Romawi.
6. Ketika ion kompleks bermuatan negatif, nama kation logam transisi diberi akhiran –at. Nama kation logam transisi pada ion kompleks bermuatan negatif dapat dilihat pada Tabel Nama Kation pada Anion Kompleks.
Tabel Nama Ligan
Ligan
Nama Ligan
Bromida, Br-
Bromo
Klorida, Cl-
Kloro
Sianida, CN-
Siano
Hidroksida, OH-
Hidrokso
Oksida, O2-
Okso
Karbonat, CO32-
Karbonato
Nitrit, NO2-
Nitro
Oksalat, C2O42-
Oksalato
Amonia, NH3
Amina
Karbon Monoksida, CO
Karbonil
Air, H2O
Akuo
Etilendiamin
Etilendiamin (en)
Tabel Nama Kation pada Anion Kompleks

Kation
Nama Kation pada Anion Kompleks
Aluminium, Al
Aluminat
Kromium, Cr
Kromat
Kobalt, Co
Kobaltat
Cuprum, Cu
Cuprat
Aurum, Au
Aurat
Ferrum, Fe
Ferrat
Plumbum, Pb
Plumbat
Mangan, Mn
Manganat
Molibdenum, Mo
Molibdat
Nikel, Ni
Nikelat
Argentum, Ag
Argentat
Stannum, Sn
Stannat
Tungsten, W
Tungstat
Zink, Zn
Zinkat
Berikut ini adalah beberapa contoh penulisan nama maupun rumus kimia dari berbagai senyawa kompleks :
1. Ni(CO)4
Bilangan koordinasi = 4
Muatan ion kompleks = 0
Muatan ligan = 0
Muatan kation logam transisi = 0
Nama senyawa = tetrakarbonil nikel (0) atau nikel tetrakarbonil
2. NaAuF4
Terdiri dari kation sederhana (Na+) dan anion kompleks (AuF4-)
Bilangan koordinasi = 4
Muatan anion kompleks = -1
Muatan ligan = -1 x 4 = -4
Muatan kation logam transisi = +3
Nama senyawa = natrium tetrafluoro aurat (III)
3. K3[Fe(CN)6]
Terdiri dari kation sederhana (3 ion K+) dan anion kompleks ([Fe(CN)6]-3)
Bilangan koordinasi = 6
Muatan anion kompleks = -3
Muatan ligan = -1 x 6 = -6
Muatan kation logam transisi = +3
Nama senyawa = kalium heksasiano ferrat (III) atau kalium ferrisianida
4. [Cr(en)3]Cl3
Terdiri dari kation kompleks ([Cr(en)3]3+) dan anion sederhana (3 ion Cl-)
Bilangan koordinasi = 3 x 2 (bidentat) = 6
Muatan kation kompleks = +3
Muatan ligan = 3 x 0 = 0
Muatan kation logam transisi = +3
Nama senyawa = tris-(etilendiamin) kromium (III) klorida
5. Pentaamin kloro kobalt (III) klorida
Terdapat 5 NH3, satu Cl-, satu Co3+, dan ion Cl-
Muatan kation kompleks = (5 x 0) + (1 x -1) + (1 x +3) = +2
Untuk membentuk senyawa kompleks, dibutuhkan dua ion Cl-
Rumus senyawa kompleks = [Co(NH3)5Cl]Cl2
6. Dikloro bis-(etilendiamin) platinum (IV) nitrat
Terdapat 2 Cl-, 2 en, satu Pt4+, dan ion NO3-
Muatan kation kompleks = (2 x -1) + (2 x 0) + (1 x +4) = +2
Untuk membentuk senyawa kompleks, dibutuhkan dua ion NO3-
Rumus senyawa kompleks = [Pt(en)2Cl2](NO3)2
7. Natrium heksanitro kobaltat (III)
Terdapat 6 NO2-, satu Co3+, dan ion Na+
Muatan anion kompleks = (6 x -1) + (1 x +3) = -3
Untuk membentuk senyawa kompleks, dibutuhkan tiga ion Na+
Rumus senyawa kompleks = Na3[Co(NO2)6]
8. Tris-(etilendiamin) kobalt (III) sulfat
Terdapat 3 en, satu Co3+, dan ion SO42-
Muatan kation kompleks = (3 x 0) + (1 x +3) = +3
Untuk membentuk senyawa kompleks, dua kation kompleks membutuhkan tiga ion SO42-
Rumus senyawa kompleks = ([Co(en)3])2(SO4)3
Bentuk ion kompleks dipengaruhi oleh jumlah ligan, jenis ligan, dan jenis kation logam transisi. Secara umum, bentuk ion kompleks dapat ditentukan melalui bilangan koordinasi. Hubungan antara bilangan koordinasi terhadap bentuk ion kompleks dapat dilihat pada tabel berikut :
Bilangan Koordinasi
Bentuk Ion Kompleks
2
Linear
4
Tetrahedral atau Square Planar
6
Oktahedral

Unsur Unsur Transisi - Presentation Transcript
UNSUR – UNSUR GOLONGAN TRANSISI
Unsur-unsur transisi adalah
Terletak antara unsur golongan alkali tanah dan golongan boron.
Merupakan unsur logam
Merupakan unsur-unsur blok d dalam sistem periodik
Sifat-sifat yang khas dari unsur transisi
Mempunyai berbagai bilangan oksidasi
Kebanyakan senyawaannya bersifat paramagnetik
Kebanyakan senyawaannya berwarna
Unsur transisi dapat membentuk senyawa kompleks
BEBERAPA SENYAWAAN YANG DAPAT DIBENTUK OLEH UNSUR TRANSISI
1. Tingkat Oksidasi <2
 Aseptorp- Dengan ligan
- Ligan-ligan Organik
- Ligan Hidrogen
2. Tingkat Oksidasi 2
- Biasanya bersifat ionik
- Oksidanya (MO), bersifat basa
- Memiliki struktur NaCl
- Mampu membentuk kompleks Aquo, dengan jalan
mereaksikan, logam, oksida, karbonat dalam
larutan asam dan melalui reduksi katalitik.

3. Tingkat Oksidasi 3
- Beberapa senyawaan bersifat stabil terhadap air, kecuali kompleks dari logam Cu.
- Flourida (MF 3 ) dan oksidanya (M 2 O 3 ) bersifat ionik.
- Senyawaan klorida, bromida, iodida dan sulfida bersifat kovalen.
- Unsur-unsur Ti – Co membentuk ion-ion oktahedral [M(H 2 O)] 3+
- Ion Co 3+ dan Mn 3+ mudah direduksi oleh air.
- Ion Ti 3+ dan V 3+ teroksidasi oleh udara .
4. Tingkat Oksidasi 4
- Beberapa contoh senyawaannya antara lain : TiO2, TiCl4, VCl4, VO2+(Vanadil) dapat berperilaku seperti M2+.
- Logam-logam dengan tingkat oksidasi 4 dapat membentuk senyawaan kompleks yang bersifat kation, netral dan anion tergantung ligannya.
- Diluar unsur Ti dan V, umumnya dikenal sebagai komplek fluoro, dan anion okso.
- Beberapa kompleks tetrahedral dapat dibentuk dengan ligan : OR, - NR2, - CR3, seperti : Cr(OCMe3)4
 5 , dikenal untuk unsur-unsur V, Cr, Mn, dan Fe dalam³5. Tingkat Oksidasi
kompleks flouro, amin okso, misal : CrF5, KmnO4, dan K2FeO4 dan s
s emuanya merupakan zat pengoksidasi yang kuat.
UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE IV
Pengolahan dan Penggunaan Unsur Transisi Periode Keempat
Pada umumnya unsur-unsur transisi periode keempat di alam terdapat dalam bentuk senyawa oksida dan sulfida. Hanya unsur-unsur tertentu yang dapat diperoleh dalam keadaan bebas dan dalam bentuk senyawa.
Beberapa sifat logam transisi
5. Mangan
Di alam mangan terdapat dalam bentuk senyawa, seperti batu kawi atau pirolusi (MnO 2 ), spat mangan (MnO 3 ), dan manganit (Mn 2 O 3 .H 2 O).
Mangan ternyata banyak digunakan pada produksi baja dan umumnya sebagai alloy mangan-besi atau ferromanganese. Mangan meningkatkan kekerasan baja yang dihasilkan. Baja yang mengandung kadar mangan tinggi bersifat sangat keras, kuat serta tahan gesekan. Baja jenis ini digunakan pada kontruksi rel kereta api, bulldozers, dan alat pengeras jalan.
MANGAN (Mn)
KELIMPAHAN, ISOLASI, DAN SIFAT-SIFAT UNSURNYA
Mangan relatip melimpah dialamsekitar 0,085%.
Diantara beberapa logam hanya besi yang kelimpahannya melebihi mangan terdapat dalam sejumlah deposit terutama dalam bentuk oksida, oksida hidrat, atau karbonat.
Mangan juga terdapat dalam nodule pada dasar laut pasifik bersama-sama dengan Ni, Cu, dan Co.
Logam Mn dapat diperoleh dari oksidanya dengan mereaksikan dengan menggunakan aluminium.
Penggunaan yang luas dari Mn adalah dalam ferromangan untuk baja.
Mangan memiliki kemiripan sifat kimia dan fisika dengan besi, dengan perbedaan utama dalam hal kekerasan dan lebih rapuh tetapi sedikit lebih tahan panas (mp 12470 C).
Mangan lebih elektropositip dan lebih mudah larut dalam larutan encer asam non oksidasi.

SENYAWAAN MANGAN ( II)
1. SENYAWA BINER
- Mangan(II) oksida merupakan bubuk berwarna hijau gelap yang dibuat dari pemanggangan senyawa karbonat dalam hidrogen atau nitrogen atau dapat juga dibuat dari pemanasan MnCl2 pada 600 0 C.
- Mangan (II) sulfida senyawa berwarna merah muda kenuning-kuningan yang diperoleh melalui pengendapan dengan larutan sulfida basa
2. GARAM DARI MANGAN(II) , Garam mangan (II) dapat dibentuk dengan hampir semua anion. Garam mangan(II) larut dalam air, walaupun phospat dan karbonat hanya sedikit larut. Hampir semua garam kristal berbentuk hidrat.
SIFAT KIMIA DARI MANGAN (III)
SENYAWA BINER . Oksida merupakan senyawa terpenting, mangan (III)oksida merupakan hasil
akhir dari oksidasi Mn atau MnO pada 470 – 6000C membentuk Mn2O3.
Mangan(III) flourida dibuat dengan flourinasi dari MnCl2 atau senyawa lain dan membentuk padatan merah anggur yang secara sertamerta terhidrolisis oleh air.
SIFAT KIMIA MANGAN (IV)
SENYAWA BINER. Senyawa biner terpenting mangan dioksida yang merupakan padatan berwarna abu-abu sampai hitam yang dialam terdapat sebagai bijih pyrolusite
TETRAFLOURIDA MnF4, didapat melalui interaksi langsung merupakan padatan biru yang tidak stabil secara lambat terdekomposisi menjadi MnF3 dan F2.
SIFAT KIMIA MANGAN (VI-VII)
Mangan (VI) yang dikenal sebagai ion manganat MnO42- yang berwarna hijau. Ion ini dibentuk pada oksidasi MnO2 dalam lelehan KOH dengan KNO3, udara atau zat pengoksidasi lain atau melalui penguapan KMnO4 dan larutan KOH
6. Besi
Di alam besi terdapat dalam bentuk senyawa, antara lain sebagai hematit (Fe 2 O 3 ), magnetik (Fe 3 O 4 ), pirit (FeS 2 ), dan siderit (FeCO 3 ).Unsur ini merupakan bagian unsur keempat terbanyak dibumi.
BESI (Fe)
KELIMPAHAN :
Besi merupakan logam yang melimpah nomor dua (2) setelah logam aluminium dan merupakan
unsur melimpah nomor 4 penyusun kulit bumi. Bahkan inti bumi diyakini mayoritas unsu r p enyusunnya
adalah bes i dan nikel.
Mineral sumber utama besi (Fe) :
1. Hematite
2. Magnetit (Fe 3 O 4 )
3. Limonit (FeO(OH))
4. Siderit (FeCO 3 )
Beberapa metode untuk memperoleh logam besi murni antara lain :
1. Reduksi besi oksida dengan hidrogen
Didapat dari dekomposisi termal dari besi (II) oksalat, karbonat dan nitrat
2. Elektrodeposisi dari larutan garam besi
3. Dekomposisi termal dari besi karbonil
BEBERAPA SIFAT DARI LOGAM BESI
Merupakan logam berwarna putih mengkilap (mp 1528 0 C)
Tidak terlalu keras dan agak reaktip, mudah teroksidasi
Mudah bereaksi dengan unsur-unsur non logam seperti : halogen, sulfur, pospor, boron, karbon dan silikon.
Kelarutan : larut dalam asam-asam mineral encer.
SENYAWAAN BESI
Besi hidroksida dan Oksida
1. Besi hidroksida dibuat dengan menambahkan larutan hidroksida kedalam larutan
besi (II).
2. Besi(II)oksida diperoleh melalui proses dekomposisi termal besi(II) oksalat pada
kondisi vakum.
3. Besi (III) oksida [FeO(OH)] dapat dibuat dengan cara :
- Hidrolisis larutan besi(III) klorida pada temperatur tertentu.
- Oksidasi dari besi(II) hidroksida.
4. Fe 2 O 3 dibuat dengan memanaskan Besi (III) oksida pada temperatur 200 0 C.
5. Fe 3 O 4 dibuat dengan memanaskan Fe2O3 pada temperatur 1400 0 C
Halida , umumnya hanya berasal dari besi(II) dan besi (III )
- Halida dari besi tiga dapat dibuat dengan mereaksikan antara unsur halogen
dengan logam besi.
- FeI dan FeBr dibuat dengan mereaksikan langsung antar unsur-unsurnya.
- FeF2 dan FeCl2 direaksikan dengan HF dan HCl untuk memperoleh trihalida
yang selanjutnya direduksi dengan hidrogen melalui proses pemanasan.
7. Kobalt
Di alam, Kobalt terdapat dalam bentuk senyawa seperti kobalt glans (CoAsS), lemacitte (Co 2 S 4 ), dan smaltit (CoAs 2 ).Sepertu nikel, kobalt digunakan untuk membuat aliasi (paduan) logam. Besi yang dicampur dengan kobalt mempunyai sifat tahan karat.
KOBAL (Co)
KELIMPAHAN :
Unsur kobal dialam selalu didapatkan bergabung dengan nikel dan biasanya juga dengan arsenik. Mineral kobal terpenting antara lain Smaltite (CoAs2) dan kobaltite (CoAsS). Sumber utama kobal disebut “Speisses” yang merupakan sisa dalam peleburan bijih arsen dari Ni, Cu, dan Pb.
SENYAWAAN KOBAL
1. OKSIDA. Kobal (II) oksida merupakan senyawa berwarna hijau dibuat melalui pemanasan logam, kobal karbonat, atau nitrat pada suhu 1100 0 C
2. HALIDA . Halida anhidrat CoX 2 dapat dibuat dengan dehidrasi dari hidrat halida dan untuk CoF 2 dibuat dengan mereaksikan antara HF dengan CoCl 2
3. SULFIDA . Dibentuk dari larutan Co 2+ yang direaksikan dengan H2S membentuk endapan CoS berwarna hitam.
4. GARAM. Bentuk garam kobal(II) yang paling sederhana dan merupakan garam hidrat. Semua garam hidrat kobal berwarna merah atau pink dari ion [Co(H2O)6]2+ yang merupakan ions terkoordinasi oktahedral.
5. KOMPLEKS-KOMPLEKS DARI KOBAL(II) , Ion akuo (Co(H 2 O) 6 ] merupakan kompleks kobal(II) paling sederhana.
8. Nikel
Di alam nikel terdapat dalam bentuk senyawa, misalnya pentlandite (FeS.NiS). Deposit nikel banyak terdapat di Kanada. Nikel merupakan logam putih mengkilat seperti perak dan dapat dijadikan sebagai penghantar panas dan listrik yang baik.
NIKEL (Ni)
KELIMPAHAN :
1. Smaltite [Fe,Co,Ni]As
2. Nikolit [NiAs]
3. Pentlandite [Ni,Co,Fe]S
4. Garnierite [Ni,Mg]SiO3xH 2 O
SIFAT Ni :
1. logam putih mengkilap
2. pada t kamar tidak bereaksi dengan udara dan air
3. larut dalam HNO3 encer
4. mp 14500C , bp 28000C
5. bereaksi dengan H2S menghasilkan endapan hitam
6 . dalam larutan akuatik
SENYAWAAN NIKEL (Ni)
1. Hidroksida [Ni(OH) 2 ]
2. Klorida [NiCl 2 ]
3. Sulfat [NiSO 4 .7H 2 O]
4. Senyawa Kompleks

9. Tembaga
Tembaga merupakan penghantar panas dan listrik yang sangat baik. Oleh karena itu, tembaga banyak digunakan untuk alat-alat elektronik. Tembaga terdapat di alam dalam keadaan bebas dan juga dalam bentuk senyawa.
TEMBAGA (Cu)
KELIMPAHAN :
- Tembaga tersebar luas dialam sebagai logam, dalam bentuk sulfida, arsenida, klorida dan karbonat.
- Mineral yang paling umum adalah Chalcopyrite (CuFeS2).
- Tembaga dapat diisolasi dari mineralnya melalui pemanggangan dan peleburan oksidatip, pencucian dengan bantuan mikroba yang diikuti oleh elektrodeposisi dari larutan sulfat.
- Tembaga banyak digunakan dalam aliansi seperti kuningan dan bahan campuran emas.
SENYAWAAN TEMBAGA (I)
- SENYAWAAN BINER TEMBAGA (I). Oksida dan sulfida lebih stabil daripada senyawa Cu ( II ) pada temperatur tinggi
- KOMPLEK TEMBAGA(I). Jenis kompleks tembaga(I) yang paling umum adalah kompleks yang dibentuk dari ligan halida atau amina dan mempunyai struktur tetrahedral.
SENYAWAAN KIMIAWI TEMBAGA (II)
SENYAWA BINER. Tembaga oksida CuO merupakan kristal hitam yang diperoleh melalui pirolisis dari garam nitrat atau garam-garam okso yang lain. CuO terdekomposisi pada suhu diatas 8000C menjadi Cu 2 O
HALIDA . CuF 2 tidak berwarna dengan struktur rutil terdistorsi CuCl 2 berwarna kuning, dan CuBr 2 berwarna hitam
KIMIAWI ION AKUO DAN LARUTAN AKUO . Pelarutan tembaga, hidroksida, karbonat, dan senyawa-senyawa Cu(II) dalam asam akan membentuk ion akuo yang berwarna hijau kebiruan [Cu(H 2 O) 6 ] 2+ .
9. Tembaga
Seng adalah unsur kimiadengan lambang kimia Zn , nomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa aspek kimiawi seng mirip dengan magnesium. Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran hampir sama. Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksida +2. Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah slaferit (seng sulfida).

Pada abad 12, di India diproduksi logam zink dengan membakar material organik dengan smithsonite (ZnCO 3 , zink karbonat). Zink telah digunakan sejak dahulu kala sebelum dikenal sebagai zink.
10. Zink Zink berwarna biru-abu-abu, unsur logam, dengan nomor atom 30. Pada suhu ruangan, berbentuk rapuh dan menjadi lunak pada suhu 100ºC. Maksud dari lunak, yakni dapat ditekuk atau dibentuk tanpa menghancurkannya. Zink termasuk konduktor, tahan korosi udara maupun air. Hal ini disebabkan zink di udara lembab membentuk zink karbonat basa, Zn 2 (OH) 2 CO 3 yang merupakan lapisan tipis di permukaan logam zink. Sehingga biasa digunakan sebagai pelindung produk dari bahan besi. 2 Zn (s) + CO 2 (g) + O 2 (g) + H 2 O (l) -> Zn 2 (OH) 2 CO 3 (s)


Berasal dari bahasa latin Argentum. Dalam tabel periodik, perak (Ag) terdapat dalam golongan 1B dan periode kelima. Memiliki nomor atom 47 dan masa atom relatif 108. Perak terdapat di mineral dan dalam bentuk bebas.
Ditemukan bergabung dengan emas dalam bentuk aloi, yang dikenal dengan electrum. Perak yang membentuk aloi (paduan logam) dengan merkuri, disebut amalgam . Argentum juga termasuk logam mulia (logam tahan korosi) seperti emas dan platina.
Memiliki sifat konduktivitas (daya hantar listrik) yang lebih baik dibanding logam lain, lunak, mengkilap, tidak aktif, tidak larut dalam asam encer dan alkali (kecuali dalam asam oksidator, H 2 SO 4 pekat), serta tidak bereaksi dengan oksigen dan udara pada temperatur biasa.
Di alam, ditemukan dalam bijih serargirit (AgCl) dan argentite (Ag 2 S). Adanya sulfur dan sulfida dapat memudarkan perak karena terbentuknya AgS pada permukaan logam.
2 Ag (s) + H 2 S (g) -> Ag 2 S (s) + H 2 (g)



























Daftar Pustaka

v Endang susilowati,Tiga Serangkai,Solo,2007
v Sukardjo,Sinar Grafika,Jakarta,2007
v Nenden fauziah, CV Habsa Jaya, Bandung,2007














LAMPIRAN





SOAL-SOAL KIMIA

1.        Apa peranan kompleks besi dalam proses boilogis?
Jawaban :
Diantaranya untuk membentuk hemoglobin dalam darah dan klorofil pada tanaman.

2.       Apa sifat dari besi murni?
Jawaban :
Besi murni bersifat lunak, liat, dan cukup reaktif.

3.       Apa kegunaan dari kobalt?
Jawaban :
Kobalt digunakan untuk membuat paduan logam dan juga di manfaatkan dalam pembuatan mesin jet, mesin turbin, dan peralatan tahan panas.

4.       Apakah yang dimaksud dengan alcino?
Jawaban :
Alcino merupakan paduan alumunium, nikel, kobalt, dan tembaga yang bersifat magnet kuat.

5.       Apa kegunaan dari ion Co2+ dalam bentuk larutan?
Jawaban :
Digunakan sebagai bahan tinta yang tidak berwarna.

6.       Sebutkan contoh nikel sebagai senyawa kompleks.
Jawaban :
[Ni(NH3)6] Cl2 dan [Ni(NH3)6] yang digunakan dalam electroplating.

7.       Tembaga dapat di identifikasi dengan cara?
Jawaban :
Dengan cara mengaliri gas H2S pada senyawa yang mengandung Cu2+ sehingga menghasilkan endapan yang berwarna hitam.

8.       Bagaimana pemurnian tembaga dengan elektrolisis?
Jawaban :
Dilakukan dengan menempatkan tembaga kotor di anode menggunakan larutan elektrolit CuSO4 sehingga tembaga murni akan diperoleh dari katode

9.       Apa unsur terakhir pada deret logam transisi periode empat?
Jawaban :
Seng

10.    Bagaimana pembuatan logam seng ?
Jawaban :
Pembuatan logam seng dilakukan dengan pemanggangan seng sulfide (ZnS) kemudian oksida seng direduksi dengan karbon pijar.

11.     Sebutkan kegunaan dari tembaga?
Jawaban :
Untuk membuat kabel listrik dan paduan logam karna berharga murah diantara logam lainnya.

12.    Sebutkan beberapa tahapan dalam pengelolahan tembaga
Jawaban :
Pengapungan
Pemanggangan
Peleburan
Perubahan dan elektrolisis

13.    Apakah yang dimaksud dengan tanur tiup (Blas Furnace)?
Jawaban :
Peleburan besi yang dilakukan dalam suatu tanur

14.    Apakah yang dimaksud dengan pig iron?
Jawaban :
Besi yang berwujud cair

15.    Sebutkan reaksi-reaksi yang larut dalam besi cair? (salah satunya saja)
Jawaban :
 MnO + C Mn + Co
SiO2 + 2C Si + 2Co
P2O2 + 5C 2P + 5Co

16.    Sebutkan tujuan tahapan peleburan dalam pengelolahan besi
Jawaban :
Untuk mereduksi bijih besi menjadi besi

17.    Sebutkan tujuan peleburan ulang dalam besi
Jawabann :
Untuk membuat baja

18.    Sebutkan jenis logam yang termasuk logam yang memiliki kereaktifan rendah
Jawaban :
Tembaga (Cu)

19.    Sifat besi didalam tanur tiup adalah
Jawaban :
Bersifat rapuh

20.   Berapa persenan dalam tembaga lepuh
Jawaban :
98% - 99% Cu




2 komentar: